LISAN DAN TULISAN
1.
METODE PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH
Metode pembelajaran bahasa Indonesia Membaca
dan Menulis Permulaan (MMP) di kelas rendah adalah sebagai berikut:
1)
Metode Eja/Abjad
Metode ini merupakan metode yang
sudah sangat tua. Pelajaran pertama dimulai dengan pengenalan abjad “a”, “be”,
“ce”, “de”, dan seterusnya. Guru sering mengajarkannya melalui lagu ABC. Lagu
ini ada dalam berbagai bahasa setelah siswa menguasai huruf-huruf itu.Guru
merangkai huruf-huruf konsonan dengan huruf vokal menjadi suku kata. Suku-suku
kata dirangkai menjadi kata, dan kata-kata dirangkaikan menjadi kalimat.
Penggunaan metode ini kerap kali
menimbulkan kecenderungan mengeja, yaitu membaca huruf demi huruf.
Kecenderungan ini menghambat proses penguasaan kemampuan membaca permulaaan.
B, a à ba (dibaca be. Aà ba)
D, u à du (dibaca de. Uà du)
Ba-du dilafalkan badu
Metode eja di dasarkan pada
pendekatan harfiah, artinya belajar membaca dan menulis dimulai dari
huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran
dimulai dari pengenalan huruf-huruf. Demikian halnya dengan pengajaran menulis
di mulai dari huruf lepas, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1). Menulis huruf lepas
2). Merangkaikan huruf lepas menjadi
suku kata
3). Merangkaikan suku kata menjadi
kata
4). Menyusun kata menjadi kalimat
(Djauzak, 1996:4)
2)
Metode Bunyi
Metode ini juga merupakan metode yang
sudah sangat tua. Pelaksanaannya hampir sama dengan metode abjad. Namun,
huruf-huruf tidak disebut dengan nama abjadnya, melainkan nama bunyinya. Jadi,
huruf “m” tidak diucapkan sebagai [ɛm] atau [ɚm] melainkan [m]. Bunyi-bunyi
konsonan dirangkai dengan bunyi vokal sehingga membentuk suku kata. Suku kata
dirangkai menjadi kata, dan akhirnya kata-kata dirangkai menjadi kalimat. Baik
metode abjad maupun metode bunyi sering menggunakan kata-kata lepas untuk
latihan membaca.
ma
– ma ru – sa
ma
–na ra – si
na
– ma dan
seterusnya.
i
– na
a
– na
ni
– na
3)
Metode suku kata dan metode kata
Metode ini diawali dengan pengenalan
suku kata,seperti ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co, dan seterusnya. Suku
kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna. Sebagai contoh,
dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku
kata menjadi kata-kata bermakna. Misalnya:
ba – bi cu – ci da
– da ka – ki
ba – bu ca – ci du
– da ku – ku
bi – bi ci – ca da
– du ka – ku
ba – ca ka – ca du
– ka ku – da
Kemudian suku kata dirangkai menjadi
kata kemudian menjadi kalimat sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi
kalimat dimaksud, seperti tampak pada contoh di bawah ini.
ka – ki ku – da
ba – ca bu – ku
cu –ci ka – ki (dan seterusnya)
Proses perangkaian suku kata menjadi
kata, kata menjadi kalimat sederhana, kemudian ditindaklanjuti dengan proses
pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan bahasa
terkecil di bawahnya, yakni dari kalimat ke dalam kata dan kata ke dalam
suku-suku kata. Proses pembelajaran MMP yang melibatkan kegiatan merangkai dan
mengupas, kemudian dilahirkan istilah lain untuk metode ini, yakni Metode
Rangkai Kupas.
Jika kita simpulkan, langkah-langkah
pembelajaran MMP dengan metode suku kata adalah: Tahap pertama, pengenalan suku-suku
kata. Tahap kedua, perangkaian suku-suku kata menjadi kata. Tahap ketiga,
perangkaian kata menjadi kalimat sederhana. Tahap keempat, pengintegrasian
kegiatan perangkaian dan pengupasan (kalimatà kata-kata à suku-suku kata)
Proses pembelajaran MMP dengan metode
ini melibatkan serangkaian proses “pengupasan” dan “perangkaian”. Oleh karena
itu, metode ini dikenal juga sebagai “Metode Kupas Rangkai”. Sebagian orang
menyebutnya “Metode Kata” atau “Metode Kata Lembaga”.
4)
Metode Global
Global memiliki arti secara utuh atau
bulat. Yang disajikan pertama kali dalam metode global kepada murid adalah
kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan di bawah gambar yang sesuai
dengan isi kalimatnya. Gambar itu ditujukkan untuk mengingatkan siswa kepada
kalimat yang ada di bawahnya. Setelah berkali-kali membaca, murid dapat membaca
kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar.
Sebagai contoh, di bawah ini bahan
ajar untuk MMP yang menggunakan metode global.
1)
Memperkenalkan gambar dan
kalimat.
2)
Menguraikan salah satu kalimat
menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku kata menjadi huruf-huruf.
ini mama
i n i m a m a
i-ni ma-ma
i-n-i m-a-m-a
Langkah-langkah penerapan metode global adalah sebagai
berikut:
1) Siswa membaca kalimat dengan
bantuan gambar. Jika sudah lancar, siswa membaca tanpa bantuan gambar,
misalnya: Ini nani
2) Menguraikan kalimat dengan
kata-kata: /ini/ /nani/
3) Menguraikan kata-kata menjadi
suku kata: i – ni na – ni
4) Menguraikan suku kata menjadi
huruf-huruf, misalnya: i – n – i – n – a – n – i
5)
Metode Struktural Analisis Sintesis (SAS)
Metode SAS diawali dengan perkenalan
struktur kalimat pada anak. Kemudian anak diajak untuk melakukan proses
analitik untuk mengenal konsep kata. Kalimat utuh yang diperkenalkan pada anak
untuk pertama kali akan diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih
kecil di sebut kata hingga sampai pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak
bisa diuraikan lagi yakni huruf. Jika dituliskan proses penguraian/penganaliosisan
dalam pembelajaran Membaca Menulis Permulaan dengan metode SAS adalah sebagai
berikut:
1)
Kalimat menjadi kata-kata
2)
Kata menjadi suku-suku kata
3)
Suku kata menjadi huruf-huruf
Metode SAS ini berperan baik untuk
siswa. Berpikir secara analisis-sintesis dapat memberikan arah pada pemikiran
yang tepat sehingga murid dapat mengetahui kedudukan dirinya dalam hubungannya
dengan masyarakat dan alam sekitar. Selain itu metode SAS sejalan dengan
prinsip linguistik yang memandang satuan bahasa terkecil yang bermakna untuk
berkomunikasi sebagai kalimat. Kalimat dibentuk oleh satuan-satuan bahasa di
bawahnya yaitu kata, suku kata, fonem (huruf-huruf). Metode ini juga menyajikan
bahan pelajaran yang sesuai dengna perkembangan dan pengalaman bahasa siswa
yang selaras dengan situasi lingkungannya. Metode ini sesuai dengan prinsip
inkuiri sehingga siswa akan merasa lebih percaya diri atas kemampuannya.
(Hairuddin, 2008)
Metode SAS mempunyai langkah-lagkah
dengan urutan sebagai berikut:
a. Struktur yaitu menampilkan
keseluruhan.
b. Analitik yatu melakukan proses
penguraian.
c. Sintetik
yaitu melakukan penggalan pada struktur semula.
2.
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS TINGGI
Metode pembelajaran bahasa Indonesia membaca dan menulis
di kelas tinggi adalah sebagai berikut.
-
Reka cerita gambar
Teknik reka cerita gambar menggunakan gambar untuk memancing siswa
berbicara. Melalui stimulus gambar, guru mempersiapkan gambar benda tertentu
seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, mobil, kereta api, kapal, dan sebagainya.
Gambar itu dapat pula berbentuk sketsa di pasar, stasiun, di sawah, pertokoan,
dan sebagainya. Siswa diinstruksikan mengamati dan memperhatikan gambar
tersebut. Hasil pengamatan itu kemudian diungkapkan secara lisan.
Model
pembelajaran Reka Cerita Gambar
merupakan pembelajaran bercerita berdasarkan gambar, bisa gambar satuan
(terpisah) bisa pula gambar berseri/berurutan.
Salah
satu contoh langkah-langkah
pembelajarannya, sebagai berikut :
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (tidak
harus berkelompok).
3. Guru menunjukkan atau memasang gambar berseri
(3-4 gambar).
4. Guru mereka cerita berdasarkan gambar berseri
tersebut, sementara siswa memperhatikan.
5. Setiap kelompok Siswa mendapat kesempatan
mereka cerita berdasarkan gambar tersebut dengan bimbingan guru.
6. Guru menunjukkan atau menempelkan gambar
berseri yang lain.
7. Setiap kelompok mencoba mereka cerita
berdasarkan gambar tersebut.
8. Demikian seterusnya sampai seluruh siswa dapat
mereka cerita berdasarkan gambar.
9. Evaluasi.
10. Kesimpulan.
-
Memerikan
Memerikan
berarti menjelaskan, menerangkan, melukiskan atau mendeskripsikan sesuatu. Langkah-langkah memerikan yaitu:
1.
Siswa
disuruh memperlihatkan sesuatu berupa benda atau gambar, kesibukan lalu lintas,
melihat pemandangan atau gambar secara teliti.
2.
Kemudian
siswa diminta memerikan sesuatu yang telah dilihatnya.
-
Meniru model
Meniru model berarti siswa menirukan
model yang telah disajikan guru, misalnya dengan langkah:
1.
Guru memberikan bacaan bisa
berupa dialog, gambar maupun cerita yang disampaikan guru serta video
2.
Siswa menirukan tokoh yang ada
sebagai model pembelajaran.
Cara seperti ini cocok digunakan untuk membelajarkan
pelajaran drama.
-
Mengisi
Sebuah bacaan ataupun cerita bisa
divariasikan dengan menghilangkan bagian cerita sehingga siswa dapat mengisinya
kembali dengan kata-kata yang telah disiapkan sebelumnya. Kegiatan mengisi ini
bisa dilakukan untuk membuat siswa teliti dalam menulis dan memadukan isi
bacaan dengan kata-kata yang telah disiapkan sebelumnya.
Langkah-langkah menerapkan metode mengisi:
1.
Siswa disuruh untuk membaca
sebuah bacaan
2.
Siswa mengisi bagian bacaan
yang hilang dengan kata-kata yang telah disiapkan guru.
-
Menyusun kembali
Kegiatan menyusun kembali merupakan
kegiatan yang mengasikkan karena membuat siswa menjadi teliti serta memancing
pola pikir siswa untuk mengurutkan peristiwa, kalimat tumpang tindih maupun
dapat dikembangkan menyusun kembali cerita dengan disajikan hanya kata inti
kemudian siswa dapat menyusun kembali cerita berdasarkan kata inti tersebut.
Sebagai salah satu contoh langkah-langkah pembelajarannya,
sebagai berikut :
1.
Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
2. Guru menceritakan suatu peristiwa sehari-hari
secara sederhana dalam satu paragraf.
3.
Guru memberi
tugas salah satu peserta didik untuk menceritakan kembali peristiwa
tersebut dengan kata-kata peserta didik sendiri. Hal ini dilakukan tanpa
peserta didik maju ke depan kelas tetapi cukup di mejanya sendiri.
4.
Guru
menunjuk peserta didik yang lain untuk melakukan hal yang sama.
5.
Guru
menceritakan peristiwa yang lain, sedangkan peserta didik tekun
memperhatikan.
6.
Kadang
dengan cara ditunjuk peserta didik akan enggan, maka guru dapat membuat kertas
gulungan berisi nama-nama peserta didik lalu dikocok dan diundi, maka yang
namanya muncul/keluar harus berani maju ke depan kelas untuk menceritakan
kembali apa yang sudah diceritakan guru. Demikian seterusnya sampai seluruh
siswa maju untuk menceritakan kembali.
7.
Evaluasi dan
Kesimpulan.
-
Meringkas bacaan
Meringkas berarti menyingkat atau merangkum
dari bahan yang telah disimak. Dengan kata lain menyimpulkan bahan simakan
secara singkat dan kata-katanya sendiri. Siswa mencari intisari bahan yang
disimaknya. Bahan yang disimak sebaiknya wacana yang pendek dan sederhana
sesuai dengan tingkat kematangan anak.
Langkah meringkas bacaan atau membuat
resume adalah:
1. Membaca teks atau naskah yang asli lalu menentukan dan mencatat
gagasan utama
2. Mulai menulis ringkasan (resume)
3. Membaca kembali ringkasan (resume) yang telah dibuat
-
Menulis bersama
Menulis bersama merupakan kegiatan
yang dilakukan secara bersamaan dengan teman sekelas. Kegiatan menulis bersama
ini bisa dilakukan dengan cara guru mendikte catatan atau menuliskannya di
papan tulis lalu semua siswa menulis bersama.
R P P
(Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran)
1.
Tematik Terpadu Kelas I
Semester 1 dengan metode kata dan suku kata
2.
Bahasa Indonesia Kelas V
Semester 2 dengan metode memerankan tokoh
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) TEMATIK TERPADU
Nama
Sekolah : .................................
Tema : Keluarga
Kelas/Semester : I
(Satu) / 1 (Satu)
Pertemuan : 2
(dua)
Alokasi
Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi :
1. Matematika :
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
2.
Bahasa Indonesia :
·
Mendengarkan: Memahami bunyi bahasa
·
Berbicara :
Mengungkapkan fikiran, perasaan,
dan informasi secara lisan
·
Membaca : Memahami teks
pendek dengan membaca nyaring.
·
Menulis : Menulis permulaan dengan menjiplak menebalkan, mencontoh, melengkapi,
dan menyalin.
Kompetensi Dasar :
1. Matematika :
·
Menyelesaikan masalah yang terkait penjumlahan sampai
dengan 20.
2.
Bahasa Indonesia :
·
Membaca
nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat.
·
Mencontoh
huruf, kata, atau kalimat sederhana dari
buku atau papan tulis dengan
benar.
I.
Indikator:
·
Memecahkan
masalah sehari-hari yang yang terkait penjumlahan dan pengurangan sampai dengan 20.
·
Mengurangkan
bilangan dengan bilangan itu sendiri sehingga hasilnya 0.
·
Mengenali
huruf-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata-kata dan kalimat sederhana.
·
Membaca
nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat.
II.
Tujuan Pembelajaran :
· Siswa dapat memecahkan permasalahan
sehari-hari yang terkait penjumlahan dan pengurangan hasil sampai 20.
· Siswa dapat mengurangkan bilangan dengan
bilangan itu sendiri sehingga hasilnya 0
· Siswa dapat mendeskripsikan benda.
· Siswa dapat membaca huruf, kata dan
kalimat dengan suara nyaring dan lafal yang benar.
· Siswa dapat menjiplak, menebalkan, menyalin
huruf, kata dan kalimat dengan bentuk huruf/ tulisan yang baik.
· Siswa dapat melengkapi kalimat dengan kata
yang tepat.
v Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline), Tekun (diligence), Tanggung jawab (responsibility), Ketelitian (carefulness), Kerjasama (Cooperation), Toleransi (Tolerance),
Percaya diri (Confidence ), Keberanian (Bravery)
III.
Materi Ajar (Materi Pokok ) :
·
Operasi
hitung bilangan.
·
Deskripsi
benda-benda di sekitar.
·
Membaca
nyaring.
IV.
Metode Pembelajaran :
·
Ceramah,
Diskusi, Tanya jawab, Demontrasi, Pemberian tugas.
IV. Langkah-langkah pembelajaran :
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi
Waktu
|
Pendahuluan
|
Apresepsi/ Motivasi :
· Guru memberi salam dan meminta salah satu siswa
memimpin berdoa (religius)
· Guru mengecek kehadiran peserta didik.
·
Guru memotivasi dan mengajak peserta didik
untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
·
Guru
menyampaikan tujuan dan tema pembelajaran
· Guru Memperingatkan cara duduk yang baik
ketika menulis, membaca.
|
10 menit
|
Inti
|
&
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Mengingatkan kembali huruf yang telah dipelajari
melalui kartu huruf, suku kata , kata dan kalimat.
2.
Mengenalkan huruf t sebagai tambahan huruf-huruf
yang sudah dipelajari.
& Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1.
Menyusun
kartu huruf agar membentuk suku kata , kata dan kalimat yang disusun dari
huruf yang sudah dipelajari.
2.
Membaca
tiap kata, dan kalimat dengan suara nyaring dengan cara individual dan
klasikal.
3.
Melalui
pengalaman siswa dapat mengungkapkan
contoh-contoh kejadian sehari-hari yang terkait penjumlahan dan pengurangan
untuk megungkapkan fakta matematika dalam kehidupan nyata.
4.
Melalui
demontrasi dengan benda konkrit siswa dapat menemukan 0 sebagai hasil
pengurangan bilangan dengan
bilangan itu sendiri
&
Konfirmasi
Dalam
kegiatan konfirmasi, guru:
1.
Guru
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
2.
Guru
bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan.
|
50 menit
|
Penutup
|
Dalam kegiatan akhir,
guru:
1.
Mengulas kembali kegiatan
yang sudah dilakukan
2.
Meminta siswa melakukan
refleksi dari kegiatan yang baru saja mereka
3.
Menutup pelajaran dengan
salam
|
10 menit
|
V. Alat dan Sumber Belajar
- Buku Sumber:
-
Buku BSE SD Kelas 1:
o JARUKI, Muhammad. 2008. Bahasa
Kita: Bahasa Indonesia 1 SD dan MI kelas 1. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
o
Djaelani dan edi wiyono. 2008. Jakarta pusat perbukuan departemen
pendidikan nasional.
-
Buku ajar
siswa yang relevan
- Alat Peraga :
-
Kartu huruf
-
Kartu bilangan.
VI. Penilaian
Penilaian
dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
|
1.
Matematika :
· Memecahkan masalah sehari-hari yang yang
terkait penjumlahan sampai dengan 20.
· Memecahkan masalah sehari-hari yang
terkait pengurangan sampai 20.
· Mengurangkan bilangan dengan bilangan
itu sendiri sehingga hasilnya 0.
2.
Bahasa Indonesia :
· Mengenali huruf-huruf dan membacanya
sebagai suku kata, kata-kta dan kalimat sederhana.
· Membaca nyaring kalimat sederhana dengan
lafal dan intonasi yang tepat.
|
Tes lisan Tes tertulis
|
Uraian
isian
|
1.
Matematika :
· Jelaskanlah cara Memecahkan masalah sehari-hari yang
yang terkait penjumlahan sampai 20.
· Jelaskanlah cara Memecahkan masalah
sehari-hari yang terkait pengurangan sampai 20.
· Kurangkanlah bilangan dengan bilangan itu sendiri
sehingga hasilnya 0.
2.
Bahasa Indonesia :
· Kenalilah huruf-huruf dan membacanya
sebagai suku kata, kata-kta dan kalimat sederhana.
· Bacakanlah nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan
intonasi yang tepat.
|
I. Kriteria Penilaian
1. Produk
( hasil diskusi )
No.
|
Aspek
|
Kriteria
|
Skor
|
1.
|
Konsep
|
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
*
semua salah
|
4
3
2
1
|
2. Performansi
No.
|
Aspek
|
Kriteria
|
Skor
|
1.
2.
|
Kerjasama
Partisipasi
|
*
bekerjasama
*
kadang-kadang kerjasama
*
tidak bekerjasama
*
aktif berpartisipasi
*
kadang-kadang aktif
*
tidak aktif
|
4
2
1
4
2
1
|
3. Lembar Penilaian
No
|
Nama Siswa
|
Performan
|
Produk
|
Jumlah Skor
|
Nilai
|
|
Kerjasama
|
Partisipasi
|
|||||
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Mengetahui
Kepala Sekolah SD/MI …….
( ………………..………… )
NIP/NIK : …………………
|
……...., ………………… 20…
Guru Tematik Kelas I
( …………………...……… )
NIP/NIK : …………………
|
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : ..................................
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V (lima) / 2 (dua)
Pertemuan : I (pertama)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A.
Standar Kompetensi
6. Berbicara
Mengungkapkan
pikiran dan persaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama
B.
Kompetensi Dasar
6.2 Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi,
penghayatan, dan ekspresi yang tepat.
C.
Indikator Pembelajaran
§ Siswa dapat
memerankan
tokoh drama anak-anak
§ Siswa
dapat mengungkapkan
pendapat tentang drama anak-anak
D.
Tujuan Pembelajaran
§ Setelah membaca teks dialog drama
anak-anak siswa dapat memerankan tokoh drama dengan lafal dan intonasi yang
tepat.
§ Setelah memerankan drama, siswa dapat
mengungkapkan karakter setiap tokoh drama
v Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya (Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian (respect),
Tekun (diligence), Tanggung jawab (responsibility) Berani (courage) dan Ketulusan (Honesty)
E.
Materi Ajar
§
Drama
pendek
F.
Metode Pembelajaran
§
Ceramah,
latihan, demontrasi
G.
Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi
Waktu
|
Pendahuluan
|
Apersepsi dan Motivasi :
- Guru memberi salam dan meminta salah satu siswa
memimpin berdoa (religius)
- Guru mengecek kehadiran peserta didik.
-
Guru memotivasi dan mengajak peserta didik
untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
-
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran
-
Guru memutarkan sebuah video
drama pendek anak-anak
-
Guru
dan siswa bertanya jawab tentang video drama pendek tersebut
|
10 menit
|
Inti
|
§ Kegiatan Inti
& Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
-
Membaca
dialog drama pendek anak-anak dengan lancar dan jelas melalui kegiatan latihan dan demontrasi.
-
Bertanya
jawab tentang drama pendek anak-anak tersebut.
& Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
-
Membagi
siswa kedalam beberapa kelompok lalu menugasi setiap kelompok untuk
memerankan drama berdasarkan dialog yang telah mereka baca sebelumnya.
-
Siswa memerankan drama pendek anak-anak
dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh
& Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
-
Guru
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
-
Guru
bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
|
50 menit
|
Penutup
|
Dalam kegiatan penutup, guru:
-
Siswa dan
guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar.
-
Siswa diberi tugas untuk berlatih kembali
memerankan drama yang lain.
-
Menutup pelajaran dengan
salam
|
10 menit
|
H.
Alat/Bahan/Sumber Beiajar
§
Buku BSE Bahasa Indonesia 5: untuk Sekolah Dasar
& Madrasah kelas V/ Oleh Sri Murni dan Ambar Widianingsih. – Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2007.
§
Naskah
drama anak-anak
§
Laptop/LCD/Proyektor
I.
Penilaian
Indikator Pencapaian
|
Teknik Penilaian
|
Bentuk Instrumen
|
Contoh Instrumen
|
· Memerankan tokoh drama
· Mengungkapkan pendapat tentang
drama
|
Tes Lisan dan tertulis
|
Lembar
penilaian
Produk
|
· Bacalah
dialog drama pendek dengan lancar dan jelas.
· Perankan
drama pendek anak-anak dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang
sesuai : karakter tokoh!
|
FORMAT KRITERIA
PENILAIAN
& Produk ( hasil diskusi )
No.
|
Aspek
|
Kriteria
|
Skor
|
1.
|
Konsep
|
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
|
4
3
2
1
|
& Performansi
No.
|
Aspek
|
Kriteria
|
Skor
|
1.
2.
3.
|
Pengetahuan
Praktek
Sikap
|
* Pengetahuan
* kadang-kadang
Pengetahuan
* tidak
Pengetahuan
* aktif Praktek
* kadang-kadang
aktif
* tidak aktif
* Sikap
* kadang-kadang
Sikap
* tidak Sikap
|
4
2
1
4
2
1
4
2
1
|
& LEMBAR PENILAIAN
No
|
Nama Siswa
|
Performan
|
Produk
|
Jumlah
Skor
|
Nilai
|
||
Pengetahuan
|
Praktek
|
Sikap
|
|||||
1.
2.
3.
4.
5.
|
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal
) X 10.
@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat
penilaian KKM maka diadakan Remedial.
Salatiga, ………………….. 2014
Mengetahui,
Kepala SDN
......................... Guru Kelas V
................................................ ...............................................
NIP : NIP
:
DAFTAR PUSTAKA
Widodo, rachmad. 2009. Model Pembelajaran Menceritakan
kembali. (Online). Tersedia di: http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/30/model-pembelajaran-menceritakan-kembali/.
(29 Mei 2014)
The Best Slots | Casino Roll
BalasHapusThe best sol.edu.kg slots 1xbet 먹튀 at Casino Roll. casino-roll.com If you love table games, to play blackjack, herzamanindir.com/ you have to bet twice for the dealer to win. febcasino.com The dealer must