Model Pembelajaran Berbahasa Lisan dan Tulisan - Primary School Education Web \ Batman Begins - Help Select
Headlines News :
Home » » Model Pembelajaran Berbahasa Lisan dan Tulisan

Model Pembelajaran Berbahasa Lisan dan Tulisan

Written By Unknown on Kamis, 31 Juli 2014 | Kamis, Juli 31, 2014



MODEL PEMBELAJARAN BERBAHASA
LISAN DAN TULISAN

1.    METODE PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH
Metode pembelajaran bahasa Indonesia Membaca dan Menulis Permulaan (MMP) di kelas rendah adalah sebagai berikut:
1)      Metode Eja/Abjad
Metode ini merupakan metode yang sudah sangat tua. Pelajaran pertama dimulai dengan pengenalan abjad “a”, “be”, “ce”, “de”, dan seterusnya. Guru sering mengajarkannya melalui lagu ABC. Lagu ini ada dalam berbagai bahasa setelah siswa menguasai huruf-huruf itu.Guru merangkai huruf-huruf konsonan dengan huruf vokal menjadi suku kata. Suku-suku kata dirangkai menjadi kata, dan kata-kata dirangkaikan menjadi kalimat.
Penggunaan metode ini kerap kali menimbulkan kecenderungan mengeja, yaitu membaca huruf demi huruf. Kecenderungan ini menghambat proses penguasaan kemampuan membaca permulaaan.
B, a à ba (dibaca be. Aà ba)
D, u à du (dibaca de. Uà du)
Ba-du dilafalkan badu
Metode eja di dasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran dimulai dari pengenalan huruf-huruf. Demikian halnya dengan pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1). Menulis huruf lepas
2). Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata
3). Merangkaikan suku kata menjadi kata
4). Menyusun kata menjadi kalimat (Djauzak, 1996:4)

2)      Metode Bunyi
Metode ini juga merupakan metode yang sudah sangat tua. Pelaksanaannya hampir sama dengan metode abjad. Namun, huruf-huruf tidak disebut dengan nama abjadnya, melainkan nama bunyinya. Jadi, huruf “m” tidak diucapkan sebagai [ɛm] atau [ɚm] melainkan [m]. Bunyi-bunyi konsonan dirangkai dengan bunyi vokal sehingga membentuk suku kata. Suku kata dirangkai menjadi kata, dan akhirnya kata-kata dirangkai menjadi kalimat. Baik metode abjad maupun metode bunyi sering menggunakan kata-kata lepas untuk latihan membaca.
ma – ma                       ru – sa
ma –na                         ra – si
na – ma                        dan seterusnya.
i – na
a – na
ni – na
3)      Metode suku kata dan metode kata
Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata,seperti ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co, dan seterusnya. Suku kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna. Misalnya:
ba – bi                       cu – ci              da – da                        ka – ki
ba – bu                      ca – ci              du – da                        ku – ku
bi – bi                        ci – ca              da – du                        ka – ku
ba – ca                       ka – ca             du – ka                        ku – da
Kemudian suku kata dirangkai menjadi kata kemudian menjadi kalimat sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat dimaksud, seperti tampak pada contoh di bawah ini.
ka – ki                       ku – da
ba – ca                       bu – ku
cu –ci                        ka – ki (dan seterusnya)
Proses perangkaian suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat sederhana, kemudian ditindaklanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi satuan bahasa terkecil di bawahnya, yakni dari kalimat ke dalam kata dan kata ke dalam suku-suku kata. Proses pembelajaran MMP yang melibatkan kegiatan merangkai dan mengupas, kemudian dilahirkan istilah lain untuk metode ini, yakni Metode Rangkai Kupas.
Jika kita simpulkan, langkah-langkah pembelajaran MMP dengan metode suku kata adalah: Tahap pertama, pengenalan suku-suku kata. Tahap kedua, perangkaian suku-suku kata menjadi kata. Tahap ketiga, perangkaian kata menjadi kalimat sederhana. Tahap keempat, pengintegrasian kegiatan perangkaian dan pengupasan (kalimatà  kata-kata à suku-suku kata)
Proses pembelajaran MMP dengan metode ini melibatkan serangkaian proses “pengupasan” dan “perangkaian”. Oleh karena itu, metode ini dikenal juga sebagai “Metode Kupas Rangkai”. Sebagian orang menyebutnya “Metode Kata” atau “Metode Kata Lembaga”.
4)      Metode Global
Global memiliki arti secara utuh atau bulat. Yang disajikan pertama kali dalam metode global kepada murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan di bawah gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya. Gambar itu ditujukkan untuk mengingatkan siswa kepada kalimat yang ada di bawahnya. Setelah berkali-kali membaca, murid dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar.
Sebagai contoh, di bawah ini bahan ajar untuk MMP yang menggunakan metode global.
1)   Memperkenalkan gambar dan kalimat.
2)   Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku kata menjadi huruf-huruf.
ini mama
i n i                           m a m a
i-ni                            ma-ma
i-n-i                           m-a-m-a
Langkah-langkah penerapan metode global adalah sebagai berikut:
1) Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika sudah lancar, siswa membaca tanpa bantuan gambar, misalnya: Ini nani
2) Menguraikan kalimat dengan kata-kata: /ini/ /nani/
3) Menguraikan kata-kata menjadi suku kata: i – ni na – ni
4) Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf, misalnya: i – n – i – n – a – n – i

5)      Metode Struktural Analisis Sintesis (SAS)
Metode SAS diawali dengan perkenalan struktur kalimat pada anak. Kemudian anak diajak untuk melakukan proses analitik untuk mengenal konsep kata. Kalimat utuh yang diperkenalkan pada anak untuk pertama kali akan diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil di sebut kata hingga sampai pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi yakni huruf. Jika dituliskan proses penguraian/penganaliosisan dalam pembelajaran Membaca Menulis Permulaan dengan metode SAS adalah sebagai berikut:
1)   Kalimat menjadi kata-kata
2)   Kata menjadi suku-suku kata
3)   Suku kata menjadi huruf-huruf
Metode SAS ini berperan baik untuk siswa. Berpikir secara analisis-sintesis dapat memberikan arah pada pemikiran yang tepat sehingga murid dapat mengetahui kedudukan dirinya dalam hubungannya dengan masyarakat dan alam sekitar. Selain itu metode SAS sejalan dengan prinsip linguistik yang memandang satuan bahasa terkecil yang bermakna untuk berkomunikasi sebagai kalimat. Kalimat dibentuk oleh satuan-satuan bahasa di bawahnya yaitu kata, suku kata, fonem (huruf-huruf). Metode ini juga menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengna perkembangan dan pengalaman bahasa siswa yang selaras dengan situasi lingkungannya. Metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri sehingga siswa akan merasa lebih percaya diri atas kemampuannya. (Hairuddin, 2008)
Metode SAS mempunyai langkah-lagkah dengan urutan sebagai berikut:
a. Struktur yaitu menampilkan keseluruhan.
b. Analitik yatu melakukan proses penguraian.
c. Sintetik yaitu melakukan penggalan pada struktur semula.                                        


2.        PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS TINGGI
Metode pembelajaran bahasa Indonesia membaca dan menulis di kelas tinggi adalah sebagai berikut.
-          Reka cerita gambar
Teknik reka cerita gambar menggunakan gambar untuk memancing siswa berbicara. Melalui stimulus gambar, guru mempersiapkan gambar benda tertentu seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, mobil, kereta api, kapal, dan sebagainya. Gambar itu dapat pula berbentuk sketsa di pasar, stasiun, di sawah, pertokoan, dan sebagainya. Siswa diinstruksikan mengamati dan memperhatikan gambar tersebut. Hasil pengamatan itu kemudian diungkapkan secara lisan.
               Model pembelajaran Reka Cerita Gambar merupakan pembelajaran bercerita berdasarkan gambar, bisa gambar satuan (terpisah) bisa pula gambar berseri/berurutan.
     Salah satu contoh langkah-langkah pembelajarannya, sebagai berikut :
1.    Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
2.    Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (tidak harus berkelompok).
3.    Guru menunjukkan atau memasang gambar berseri (3-4 gambar).
4.    Guru mereka cerita berdasarkan gambar berseri tersebut, sementara siswa memperhatikan.
5.    Setiap kelompok Siswa mendapat kesempatan mereka cerita berdasarkan gambar tersebut dengan bimbingan guru.
6.    Guru menunjukkan atau menempelkan gambar berseri yang lain.
7.    Setiap kelompok mencoba mereka cerita berdasarkan gambar tersebut.
8.    Demikian seterusnya sampai seluruh siswa dapat mereka cerita berdasarkan gambar.
9.    Evaluasi.
10.    Kesimpulan.

-       Memerikan
Memerikan berarti menjelaskan, menerangkan, melukiskan atau mendeskripsikan sesuatu. Langkah-langkah memerikan yaitu:
1.      Siswa disuruh memperlihatkan sesuatu berupa benda atau gambar, kesibukan lalu lintas, melihat pemandangan atau gambar secara teliti.
2.      Kemudian siswa diminta memerikan sesuatu yang telah dilihatnya.

-       Meniru model
Meniru model berarti siswa menirukan model yang telah disajikan guru, misalnya  dengan langkah:
1.      Guru memberikan bacaan bisa berupa dialog, gambar maupun cerita yang disampaikan guru serta video
2.      Siswa menirukan tokoh yang ada sebagai model pembelajaran.
Cara seperti ini cocok digunakan untuk membelajarkan pelajaran drama.

-       Mengisi
Sebuah bacaan ataupun cerita bisa divariasikan dengan menghilangkan bagian cerita sehingga siswa dapat mengisinya kembali dengan kata-kata yang telah disiapkan sebelumnya. Kegiatan mengisi ini bisa dilakukan untuk membuat siswa teliti dalam menulis dan memadukan isi bacaan dengan kata-kata yang telah disiapkan sebelumnya.
Langkah-langkah menerapkan metode mengisi:
1.      Siswa disuruh untuk membaca sebuah bacaan
2.      Siswa mengisi bagian bacaan yang hilang dengan kata-kata yang telah disiapkan guru.


-       Menyusun kembali
Kegiatan menyusun kembali merupakan kegiatan yang mengasikkan karena membuat siswa menjadi teliti serta memancing pola pikir siswa untuk mengurutkan peristiwa, kalimat tumpang tindih maupun dapat dikembangkan menyusun kembali cerita dengan disajikan hanya kata inti kemudian siswa dapat menyusun kembali cerita berdasarkan kata inti tersebut.
               Sebagai salah satu contoh langkah-langkah pembelajarannya, sebagai berikut :
1.      Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
2.      Guru menceritakan suatu peristiwa sehari-hari secara sederhana dalam satu paragraf.
3.      Guru memberi  tugas salah satu peserta didik untuk menceritakan kembali peristiwa tersebut dengan kata-kata peserta didik sendiri. Hal ini dilakukan tanpa peserta didik maju ke depan kelas tetapi cukup di mejanya sendiri.
4.      Guru menunjuk peserta didik yang lain untuk melakukan hal yang sama.
5.      Guru menceritakan peristiwa yang lain, sedangkan peserta  didik tekun memperhatikan.
6.      Kadang dengan cara ditunjuk peserta didik akan enggan, maka guru dapat membuat kertas gulungan berisi nama-nama peserta didik lalu dikocok dan diundi, maka yang namanya muncul/keluar harus berani maju ke depan kelas untuk menceritakan kembali apa yang sudah diceritakan guru. Demikian seterusnya sampai seluruh siswa maju untuk menceritakan kembali.
7.      Evaluasi dan Kesimpulan.

-       Meringkas bacaan
Meringkas berarti menyingkat atau merangkum dari bahan yang telah disimak. Dengan kata lain menyimpulkan bahan simakan secara singkat dan kata-katanya sendiri. Siswa mencari intisari bahan yang disimaknya. Bahan yang disimak sebaiknya wacana yang pendek dan sederhana sesuai dengan tingkat kematangan anak.
Langkah meringkas bacaan atau membuat resume adalah:
1. Membaca teks atau naskah yang asli lalu menentukan dan mencatat gagasan utama
2. Mulai menulis ringkasan (resume)
3. Membaca kembali ringkasan (resume) yang telah dibuat

-       Menulis bersama
Menulis bersama merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersamaan dengan teman sekelas. Kegiatan menulis bersama ini bisa dilakukan dengan cara guru mendikte catatan atau menuliskannya di papan tulis lalu semua siswa menulis bersama.

R P P
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)


1.      Tematik Terpadu Kelas I Semester 1 dengan metode kata dan suku kata

2.      Bahasa Indonesia Kelas V Semester 2 dengan metode memerankan tokoh













RENCANA  PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)  TEMATIK TERPADU
 
                              Nama Sekolah     :           .................................
                              Tema                     :           Keluarga  
                              Kelas/Semester    :           I (Satu) / 1 (Satu)
                              Pertemuan           :           2 (dua)
                              Alokasi Waktu     :           2 x 35 menit

Standar Kompetensi :
1. Matematika :  Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
2. Bahasa Indonesia :
·           Mendengarkan:   Memahami bunyi bahasa
·           Berbicara         :   Mengungkapkan  fikiran, perasaan, dan informasi secara lisan
·           Membaca         :   Memahami teks pendek dengan membaca nyaring.
·           Menulis            : Menulis permulaan dengan menjiplak menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin.

Kompetensi Dasar  :
            1. Matematika :
·         Menyelesaikan  masalah yang terkait penjumlahan sampai dengan 20.

            2.  Bahasa Indonesia :
·         Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat.
·        Mencontoh huruf, kata, atau  kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar.

I.                   Indikator:
·          Memecahkan masalah sehari-hari yang yang terkait penjumlahan  dan pengurangan sampai dengan 20.
·          Mengurangkan bilangan dengan bilangan itu sendiri sehingga hasilnya 0.
·          Mengenali huruf-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata-kata dan kalimat sederhana.
·          Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat.

II.                Tujuan Pembelajaran :
·      Siswa dapat memecahkan permasalahan sehari-hari yang terkait penjumlahan dan pengurangan hasil sampai 20.
·      Siswa dapat mengurangkan bilangan dengan bilangan itu sendiri sehingga hasilnya 0
·      Siswa dapat mendeskripsikan benda.
·      Siswa dapat membaca huruf, kata dan kalimat dengan suara nyaring dan lafal yang benar.
·      Siswa dapat menjiplak, menebalkan, menyalin huruf, kata dan kalimat dengan bentuk huruf/ tulisan yang baik.
·      Siswa dapat melengkapi kalimat dengan kata yang tepat.

v Karakter siswa yang diharapkan :   Disiplin (Discipline), Tekun (diligence), Tanggung jawab (responsibility), Ketelitian (carefulness), Kerjasama (Cooperation), Toleransi (Tolerance), Percaya diri (Confidence ), Keberanian (Bravery)

III.             Materi Ajar  (Materi Pokok ) :
·         Operasi hitung bilangan.
·         Deskripsi benda-benda di sekitar.
·         Membaca nyaring.

IV.             Metode Pembelajaran :
·         Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, Demontrasi, Pemberian tugas.

IV. Langkah-langkah pembelajaran :
Kegiatan
Deskripsi
Alokasi Waktu
Pendahuluan
Apresepsi/ Motivasi :
·      Guru memberi salam dan meminta salah satu siswa memimpin berdoa (religius)
·      Guru mengecek kehadiran peserta didik.
·      Guru memotivasi dan mengajak peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
·      Guru menyampaikan tujuan dan tema pembelajaran
·      Guru Memperingatkan cara duduk yang baik ketika menulis, membaca.
10 menit
Inti
& Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1.      Mengingatkan kembali huruf yang telah dipelajari melalui kartu huruf, suku kata , kata dan kalimat.
2.      Mengenalkan huruf t sebagai tambahan huruf-huruf yang sudah dipelajari.
&    Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1.         Menyusun kartu huruf agar membentuk suku kata , kata dan kalimat yang disusun dari huruf yang sudah dipelajari.
2.         Membaca tiap kata, dan kalimat dengan suara nyaring dengan cara individual dan klasikal.
3.         Melalui pengalaman  siswa dapat mengungkapkan contoh-contoh kejadian sehari-hari yang terkait penjumlahan dan pengurangan untuk megungkapkan fakta matematika dalam kehidupan nyata.
4.         Melalui demontrasi dengan benda konkrit siswa dapat menemukan 0 sebagai hasil pengurangan bilangan dengan bilangan itu sendiri
&      Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1.       Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
2.       Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan.
50 menit
Penutup
Dalam kegiatan akhir, guru:
1.         Mengulas kembali kegiatan yang sudah dilakukan
2.         Meminta siswa melakukan refleksi dari kegiatan yang baru saja mereka
3.       Menutup pelajaran dengan salam
10 menit



V.  Alat dan Sumber Belajar
  • Buku Sumber:
-          Buku BSE SD Kelas 1:
o   JARUKI, Muhammad. 2008. Bahasa Kita: Bahasa Indonesia 1 SD dan MI kelas 1. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
o   Djaelani dan edi wiyono.  2008. Jakarta pusat perbukuan departemen pendidikan nasional.
-          Buku ajar siswa yang relevan
  • Alat Peraga  :
-          Kartu huruf
-          Kartu bilangan.

VI.    Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran    
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Teknik
Bentuk
 Instrumen
Contoh
Instrumen
1.      Matematika :
·   Memecahkan masalah sehari-hari yang yang terkait penjumlahan sampai dengan 20.
·   Memecahkan masalah sehari-hari yang terkait pengurangan sampai 20.
·   Mengurangkan bilangan dengan bilangan itu sendiri sehingga hasilnya 0.

2.      Bahasa Indonesia :
·   Mengenali huruf-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata-kta dan kalimat sederhana.
·   Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat.


Tes lisan Tes tertulis


Uraian
isian
1.      Matematika :
·   Jelaskanlah  cara Memecahkan masalah sehari-hari yang yang terkait penjumlahan sampai 20.
·   Jelaskanlah cara Memecahkan masalah sehari-hari yang terkait pengurangan sampai 20.
·   Kurangkanlah  bilangan dengan bilangan itu sendiri sehingga hasilnya 0.

2.      Bahasa Indonesia :
·   Kenalilah huruf-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata-kta dan kalimat sederhana.
·   Bacakanlah  nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat.

I. Kriteria Penilaian      
1. Produk ( hasil diskusi )
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1

 2. Performansi
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.



2.
Kerjasama



Partisipasi
* bekerjasama
* kadang-kadang kerjasama
* tidak bekerjasama

* aktif  berpartisipasi
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
4
2
1

4
2
1

 3. Lembar Penilaian
No
Nama Siswa
Performan
Produk
Jumlah Skor
Nilai
Kerjasama
Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.










  CATATAN :
  Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.


Mengetahui
Kepala Sekolah SD/MI …….



( ………………..………… )
NIP/NIK : …………………

……...., ………………… 20…        
Guru Tematik Kelas I



( …………………...……… )
NIP/NIK : …………………





RENCANA  PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah                     :           ..................................
Mata Pelajaran        :           Bahasa Indonesia
Kelas/Semester         :           V (lima) / 2 (dua)
Pertemuan                :           I (pertama)
Alokasi Waktu         :           2 x 35 menit

A.    Standar Kompetensi   
6.  Berbicara
Mengungkapkan pikiran dan persaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama

B.     Kompetensi Dasar     
6.2  Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang tepat.

C.    Indikator Pembelajaran
§  Siswa dapat memerankan tokoh drama anak-anak
§  Siswa dapat mengungkapkan pendapat tentang drama anak-anak

D.    Tujuan Pembelajaran
§  Setelah membaca teks dialog drama anak-anak siswa dapat memerankan tokoh drama dengan lafal dan intonasi yang tepat.
§  Setelah memerankan drama, siswa dapat mengungkapkan karakter setiap tokoh drama

v Karakter siswa yang diharapkan :   Dapat dipercaya (Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian (respect), Tekun (diligence), Tanggung jawab (responsibility) Berani (courage) dan Ketulusan (Honesty)

E.     Materi Ajar
§  Drama pendek         
                        
F.     Metode Pembelajaran
§  Ceramah, latihan, demontrasi
G.    Langkah-langkah  Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi
Alokasi Waktu
Pendahuluan
Apersepsi  dan Motivasi :
-     Guru memberi salam dan meminta salah satu siswa memimpin berdoa (religius)
-     Guru mengecek kehadiran peserta didik.
-     Guru memotivasi dan mengajak peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
-     Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
-     Guru memutarkan sebuah video drama pendek anak-anak
-     Guru dan siswa bertanya jawab tentang video drama pendek tersebut
10 menit
Inti
§   Kegiatan Inti      
& Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
-     Membaca dialog drama pendek anak-anak dengan lancar dan jelas melalui kegiatan latihan dan demontrasi.
-     Bertanya jawab tentang drama pendek anak-anak tersebut.

& Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
-     Membagi siswa kedalam beberapa kelompok lalu menugasi setiap kelompok untuk memerankan drama berdasarkan dialog yang telah mereka baca sebelumnya.
-     Siswa memerankan drama pendek anak-anak dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh

& Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
-     Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
-     Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan

50 menit
Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
-     Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar.
-     Siswa diberi tugas untuk berlatih kembali memerankan drama yang lain.
-     Menutup pelajaran dengan salam
10 menit

H.    Alat/Bahan/Sumber Beiajar
§  Buku BSE Bahasa Indonesia 5: untuk Sekolah Dasar & Madrasah kelas V/ Oleh Sri Murni dan Ambar Widianingsih. – Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2007.
§  Naskah drama anak-anak
§  Laptop/LCD/Proyektor

I.       Penilaian
Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
·  Memerankan tokoh drama
·  Mengungkapkan pendapat tentang drama
Tes Lisan dan tertulis
Lembar penilaian
Produk
·  Bacalah dialog drama pendek dengan lancar dan jelas.
·  Perankan drama pendek anak-anak dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai :       karakter tokoh!

FORMAT KRITERIA PENILAIAN      
&  Produk ( hasil diskusi )
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1

&  Performansi
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.



2.



3.
Pengetahuan



Praktek



Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan

* aktif  Praktek
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif

* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1

4
2
1

4
2
1

&   LEMBAR PENILAIAN
No
Nama Siswa
Performan
Produk
Jumlah
Skor
Nilai
Pengetahuan
Praktek
Sikap
1.
2.
3.
4.
5.







   CATATAN :
  Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.

                                                                                                Salatiga, ………………….. 2014
        Mengetahui,                                                                              
        Kepala SDN .........................                                                     Guru Kelas V


................................................                                        ...............................................
NIP :                                                                               NIP :


DAFTAR PUSTAKA


Widodo, rachmad. 2009. Model Pembelajaran Menceritakan kembali. (Online). Tersedia di: http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/30/model-pembelajaran-menceritakan-kembali/. (29 Mei 2014)
Share this article :

1 komentar:

  1. The Best Slots | Casino Roll
    The best sol.edu.kg slots 1xbet 먹튀 at Casino Roll. casino-roll.com If you love table games, to play blackjack, herzamanindir.com/ you have to bet twice for the dealer to win. febcasino.com The dealer must

    BalasHapus

Popular Posts

 
Support : Arex
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. Primary School Education Web - All Rights Reserved