Apa itu Pemecahan masalah matematika ? - Primary School Education Web \ Batman Begins - Help Select
Headlines News :
Home » » Apa itu Pemecahan masalah matematika ?

Apa itu Pemecahan masalah matematika ?

Written By Unknown on Jumat, 08 Agustus 2014 | Jumat, Agustus 08, 2014



Add caption
Pemecahan Masalah Matematika

Pemecahan masalah matematika itu tidak hanya  sebuah formula yang dapat digunakan untuk memastikan keberhasilan dalam pemecahan masalah . oleh karena itu seseorang perlu memecahkan banyak masalah agar merasa senang terhadap prosesnya, dan guru dapat berperan sebagai penuntundengan memberikan pengalamannya selama bertahun-tahun dalam pemecahan masalah matematika. Rekomendasi dari NCTM dan kelompok-kelompok lain adalah menggunakan bermacam-macam persoalan dari situasi yang memungkinkan terjadinya diskusi serta eksperimen oleh murid-murid.
Dalam pemecahan masalah matematika yang terlibat aktif dalam memecahkan masalah matematika adalah :
-          Keikutsertaan murid-murid secara aktif dalam mengkontruksi dan mengaplikasikan ide-ide dalam matematika
-          Pemecahan masalah sebagai alat dan juga tujuan pengajaran
-          Penggunaan bermacam-macam bentuk pengajaran ( kelompok kecil, penyelidikan individu , pengajaran oleh teman sebaya, diskusi seluruh kelas , pekerjaan proyek).


Contoh :
Sepuluh buah mata uang logam seratus rupiah diletakkan di atas meja. Anda diijinkan untuk mengambil satu atau dua buah mata uang tersebut setiap satu kali pengambilan. Dengan berapa banyak cara yang berbeda Anda dapat mengambil semua uang tersebut ?
Jawab :
Bagian dari penyelesaian sekarang persoalan berhubungan dengan penjelasan situasinya. Dengan demikian, di sini akan sangat membantu untuk memberikan beberapa contoh yang dimaksud.
-          Satu mata uang sekali ambil : 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1
-          Dua mata uang sekali ambil : 2 + 2 + 2 + 2 + 2
-          Beberapa cara lain yang mungkin  :    1 + 2 + 1 + 2 + 1 + 2 + 1
2 + 2 + 2 + 1 + 2 + 1
1 + 1 + 2 + 2 + 1 + 1 + 1 + 1
            Seharusnya jelas bagi murid – murid bahwa terdapat lebih banyak cara yang mungkin untuk pengambilan. Sarankan murid-murid untuk mencapai pendekatan lain dalam menghitung semua cara yang mungkin kemudia berikan mereka waktu yang secukupnya, baik secara individu maupun kelompok, untuk mencari jawabannya, dan jika perlu beri mereka petunjuk. Anngap bahwa kita mencoba menyelesaikan persoalan yang sama dengan jumlah mata uang yang lebih sedikit, dan menuliskan jawabannya dalam tabel .
-          Satu mata uang  : satu cara 1
-          Dua mata uang   : dua cara 1 + 1 atau 2
-          Tiga mata uang   : tiga cara 1 + 1 + 1 atau 2 + 1 atau  1 + 2
Banyak mata uang
Banyak cara
1
1
2
2
3
3

Sampai di sini murid-murid mungkin tergoda untuk menduga bahwa terdapat 4 cara yang berbeda untuk mengambil 4 buah mata uang logam seratus rupiah. Akan tetapi dengan mendaftar semua cara yang mungkin ternyata terdapat lima buah kemungkinan untuk pengambilan empat mata uang :
-          1 + 1 + 1 +1
-          2 + 2
-          2 + 1 + 1
-          1 + 2 +1
-          1 + 1 + 2
Penyelidikan lebih lanjut akan sampai kepada kesimpulan bahwa banyak cara yang mungkin untuk pengambilan mata uang membentuk barisan fibonacci , dimana suku berikutnya merupakan jumlah dari dua suku sebelumnya : 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21,34, 55, 89. Jadi, untuk sepuluh mata uang logam seratus rupiah terdapat  89 cara yang berbeda untuk mengambil semua mata uang  dengan satu atau dua buah mata uang sekali ambil.
·         Fungsi Pemecahan Masalah Matematika :
Pembicaraan sebagian kecil dari salah satu kompetensi kurikulum matematika, yaitu kompetensi pemecahan masalah diharapkan siswa mampu membangun pengetahuan baru tentang matematika, memecahkan permasalahan matematika dalam konteks lain, menerapkan dan mengadaptasi berbagai macam strategi untuk memecahkan masalah serta memonitor dan merefleksi proses penyelesaian masalah matematika. Sedangkan menurut Sawada (1997) bila open-ended problems diberikan kepada siswa di sekolah, setidaknya ada 5 fungsi atau keuntungan yangdiharapkan, antara lain:
·         Para siswa terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mereka dapat mengungkapkan ide-ide mereka secara lebih sering. Para siswa tak hanya pasif menirukan cara yang dicontohkan oleh guru.
·         Para siswa memiliki kesempatan yang lebih dalam menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika mereka secara menyeluruh. Ya, mereka terlibat lebih aktif dalam menggunakan potensi pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki sebelumnya
·         Setiap siswa dapat menjawab permasalahan dengan caranya sendiri. Ini artinya, setiap kreatifitas siswa dapat terungkap
·         Pembelajaran dengan menggunakan open-ended problems semacam ini memberikan pengalaman nyata bagi siswa dalam proses bernalar.
·         Ada banyak pengalaman-pengalaman (berharga) yang akan didapatkan siswa dalam bentuk kepuasan dalam proses penemuan jawaban dan juga mendapat pengakuan dari siswa-siswa lainnya.
Pemecahan masalah merupakan latihan bagi siswa untuk berhadapan dengan sesuatu yang tidak rutin dan kemudian mencoba menyelesaikan. Ini adalah salah satu kompetensi yang harus ditumbuhkan pada diri siswa. Kompetensi sepeti ini ditumbuhkan melalui bentuk pemecahan masalah.
Tidak hanya untuk siswa, pemecahan masalah matematika juga diperlukan oleh guru untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah yang dapat diterapkan ketika :
-          Manakala guru mengharapkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran, tetapi menguasai dan memahami secara penuh.
-          Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berfikir rasional siswa.
-          Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa.
-          Jika guru menginginkan mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya.
-          Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan)
·         Strategi dalam pemecahan masalah matematika  adalah dengan cara sebagai berikut ini:
a.      Dengan cara coba-coba
Beberapa persoalan paling baik diselesaikan dengan cara sebuah cara coba-coba dengan disertai proses pemikiran logika. Satu cara yang baik untuk mengawali metode ini adalah dengan memberikan  persoalan yang merangsa siswa untuk berfikir
b.      Strategi pemecahan masalah matematika dengan menggunakan alat peraga , model atau sketsa
Beberapa persoalan matematika baik dipahami siswa dengan menggunakan sketsa, melipat sepotong kertas, memotong seutas tali atau menggunakan alat-alat peraga sederhana lainnya yang sesuai dengan materi.  Alat peraga ini dalam proses pembelajarn matematika siswa menjadi nyata bagi siswa, sehingga memotivasi  siswa untuk membangkitkan minat siswa untuk menyelesaikan persolaan matematika yang mereka hadapi
c.       Strategi pemecahan masalah matematika dengan mencari pola
Mencari pola untuk kemudia membuat generalisasi merupakan strategi masalah  yang baik akan dibahas lagi secara rinci dibab-bab mendatang. Akan tetapi kita perlu mencari persoalan yang sesui sehingga memunculkan minat murid-murid sekaligus memotivasi  mereka untuk menggunakan strategi ini.
d.      Strategi pemecahan masalah matematika dengan membuat peragaan
Ada beberapa persoalan matematika dapat diselesaikan dengan strategi memperagakan situasinya. Pendekatan seperti ini menjadikan murid-murid terlibat secara aktif dan tidak hanya sebagai penonton yang pasif , serta dapat membantu mereka melihat dan memahami arti persoalan.   Misalnya saja dalam masalah laba dan rugi setiap penjualan, siswa dapat mempraktikan sendiri dalam kelas, misalnya ada siswa a,b,c  mempraktikan sebagai pedagang, pembeli dan distributor. A sebagai distributor, b sebagai pedagang dan c sebagai pembeli .
Misalnya si B menjual sebuah bulpen dengan harga Rp. 2000,-, dari A yaitu sebagai distributor Si B membeli dengan harga Rp.1700,-. Kemudia pulpen tersebut dibeli oleh si C yaitu sebagai pembeli, maka keuntungan yang si B  dari penjualan bulpen tersebut adalah Rp,300 rupiah.
Dalam masalah matematika tersebut dengan cara memperagakan secara langsung maka siswa menjadi lebih paham.
e.       Strategi pemecahan masalah matematika dengan menggunakan DAFTAR, TABEL atau BAGAN .
Banyak persoalan matematika yang dapat diselesaikan dengan penggunaan daftar, tabel dan bagan. Sering murid-murid dapat memotivasi dengan penerapan ini dengan memilih persoalan yang sesuai dan merangsang imajinasi mereka serta membangkitkan minat.
Misalnya ada soal berikut ini:
Ninda sedang menyelenggarakan sebuah pesta. Pertama kali bel berbunyi , 1 orang tamu datang, saat bel kedua berbunyi, 3 orang tamu masuk, sesudah itu setiap kali bel berbunyi secara berurutan sekelompok tamu datang dengan banyak orang setiap kali bertambah 2 orang dari sekelompok sebelumnya. Berapa banyak tamu yang datang sampai bunyi bel yang kedua puluh?
Persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan tabel berikut ini:
Urutan Bunyi Bel
Banyak Tamu yang Masuk
Total Tamu
1
1
1
2
3
4
3
5
9
4
7
16
5
9
25

Dengan segera aka terlihat jelas bahwa total tamu pada setiap tahap kuadrat  urutan bunyi bel , yakni setelah bunyi bel keempat total tamu yang datang adalah:

                  1 + 3 + 5 + 7  = 16 =

Sesudah bel kelima total tamu yang masuk adalah

1 + 3 + 5 + 7 + 9 = 25 =

Dengan meneruskan polanya kita dapat menyimpulkan bahwa sesudah bel berbunyi ke-20 total tamu yang datang sebanyak

                  1 + 3 + 5 + 7 + ... + 39  =  atau 400
Generalisasi matematika yang muncul dari aktivitas tersebut adalah banyak jumlah n bilangan asli ganjil pertama adalah
f.       Pemecahan masalah matematika dapat diselesaikan dengan merangkum atau membuat catatan
Membuat catatan yang baik adalah tiga tahapan proses yang melibatkan hal-hal yang dilakukan sebelum, selama dan sesudah
1.      Siap mencatat ( sebelum pelajaran )
Sangat membantu siswa jika mereka memeriksa ulang catatan pelajaran sebelum masuk kelas. Dengan memeriksa ulang, siswa bisa membangkitkan ingatan mereka tentang apa yang sudah dibahas kemarin dan lebih siap menerima pelajaran baru yang akan dimulai.
2.      Mencatat ( selama pelajaran)
Siswa harus fokus terhadap penjelasan dari guru dan kemudian dari yang mereka tangkap kemudian mereka membuat catatan  sendiri dengan bahasa yang mudah mereka  dengan cepat misalnya kata persen diganti dengan simbol %
3.      Menyalin ( setelah pelajaran)
Setelah Siswa  fokus terhadap penjelasan dari guru dan kemudian dari yang mereka tangkap kemudian mereka membuat rangkuman sendiri dengan bahasa yang mudah mereka pahami sehingga saat belajar siswa dapat membuka catatannya sendiri dan mudah memahami saat belajar
g.      Pemecahan masalah matematika dengan pembelajaran kerja sama
Menurut Marzano et al. (2001) , penelitian tentang pembelajran kerja sama memberikan sasaran sebagai berikut :
1.      Pengaturan kelompok berdasarkan kemampuan sebaiknya dilakukan dengan hemat. Akan lebih baik jika menggunakan beragam kriteria untuk mengelompokan siswa
2.      Kelompok kerja sama sebaiknya dalam jumlah sedikit dan biasanya informal, formal dan kelompok dasar
3.      Pembelajaran kerja sama sebaiknya diterapkan secara konsisten, sistematis, dan dikombinasikan strategi kelas yang lain.
4.      Pembelajaran kerja sama memiliki lima elementer mendasar :
a.       Ketergantungan positif
b.      Interaksi tatapmuka
c.       Pertanggungjawaban  individu
d.      Keterampilan interpesonal dan dalam kelompok kecil
e.       Pemrosesan berkelompok
 Selain strategi yang telah digariskan Marzano dan rekan, bab ini membahas secara langsung pengajaran dan penerapan enam strategi pemecahan masalah :
a.       Eksplorasi masalah
b.      Keterampilan belajar
c.       Keterampilan berfikir
d.      Proses berfikir
e.       Teknik mnemonik (yang berperan sebagai struktur isyarat untuk membantu mengingat kembali )
f.       Strategi pengaturan.

·         Penerapan pemecahan masalah matematika di dalam SD
Di sini guru sebagai pelaksana dan pengembang pembelajaran harus mampu memilih dan menerapkan berbagai pendekatan dan metode untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Berikut langkah-langkah pembelajaran matematika realistik :
·         Menggunakan masalah kontekstual.
Memahami masalah / soal konteks guru yang memberikan masalah / persoalan kontekstual dan meminta siswa untuk memahami masalah tersebut.
·         Adanya interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa yang lain.
Menjelaskan masalah kontekstual. Langkah ini dilaksanakan apabila ada siswa yang belum faham dengan masalah yang diberikan. Jika semua siswa sudah memahami langkah ini tidak perlu dilakukan. Pada langkah ini guru menjelaskan situasi dan kondisi soal dengan memberikan petunjuk seperlunya terhadap bagian tertentu yang belum dipakai siswa.
·         Menyelesaikan masalah kontekstual siswa secara kelompok maupun individu. Dalam menyelesaikan masalah atau soal siswa di perbolehkan berbeda dengan siswa lain. Dengan menggunakan lembar kegiatan siswa, siswa mengerjakan soal dalam tingkat kesulitan yang berbeda. Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri-sendiri. Guru hanya memberikan arahan berupa pertanyaan langkah atau pertanyaan penggiring agar siswa mampu menyelesaikan masalah sendiri.
·         Membandingkan dan mendiskusikan jawaban. Guru memfasilitasi diskusi dan menyediakan jawaban. Guru memfasilitasi diskusi dan menyediakan waktu untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban dari soal secara kelompok, dan selanjutnya dengan diskusi kelas.
·         Menyimpulkan hasil diskusi. Guru mengarahkan untuk menarik kesimpulan suatu konsep, lalu guru meringkas atau menyelesaikan konsep yang termuat dalam soal.
Penerapan pemecahan masalah matematika disekolah dasar sebenarnya sudah banyak dilakukan baik oleh guru terhadap peserta didiknya, misalnya saat guru menerangkan materi matematika tentang penjumlahan dan pengurangan, pada proses penyelesaiannya guru memberi gambar-gambar konkrit tentang adanya penjumlahan dan pengurangan, misalnya guru membawa alat peraga buah jeruk, dengan cara ini siswa bukan hanya membayangkan tetapi siswa dapat cepat mengerti tentang materi tersebut, bukan hanya itu, penerapan di sekolah dasar juga guru membentuk adanya sebuah kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan sebuah masalah matematika, sehingga dalam kelompok masing-masing individu mengeluarkan pendapatnya dalam kelompok tersebut sehingga terjadi pencapaian tujuan yaitu terselesaikannya masalah yang dihadapi. Dalam penerapan masalah matematika guru juga memberi tugas siswa dengan cara mentatat hal-hal yang menurut mereka penting dalam buku catatan masing-masing siswa sehingga dalam proses belajar siswa benar-benar mampu memahami dan saat mengerjakan tes ulangan siswa mampu mencapai nilai yang memuaskan.






















Rounded Rectangle: Logika Matematika


Rounded Rectangle: Pernyataan dan Bukan Pernyataan
 





A  Pengertian logika Matematika

Logika adalah ilmu untuk berpikir dan menalar dengan benar.Logika matematika (logika simbolik) adalah ilmu tentang penyimpulan yang sah (absah), khususnya yang dikembangkan melalui penggunaan metode-metode matematika dan symbol-simbol matematika dengan tujuan menghindari makna ganda dari bahasa sehari-hari.

B  Pernyataan dan Bukan Pernyataan

Sebelum membahas tentang pernyataan, terlebih dahulu kita ingat pengertian kalimat. Kalimat adalah kumpulan kata yang disusun sesuai tata bahasa. Kata adalah rangkaian huruf yang mengandung arti. Jadi, kalimat adalah rangkaian kata yang disusun menurut aturan tata bahasa dan mengandung arti.



Bernilai benar


Kalimat berarti
Pernyataan


Bernilai salah




Kalimat

Bukan Pernyataan





          Kalimat tak berarti


v        Kalimat berarti adalah kalimat yang daripadanya dapat ditarik suatu pengertian yang masuk akal dan berarti dalam pikiran
Contoh:
a.       10 lebih besar dari 6.
b.       Andi belajar matematika.
v        Kalimat tak berarti adalah kalimat yang tidak dapat diterima akal. Contoh:
a.       5 menghormati 2.
b.       Pensil membaca majalah.
v        Kalimat pernyataan / statemen / deklaratif adalah kalimat yang dapat diketahui benar atau salahnya. Benar atau salah disebut nilai kebenaran.
Contoh:
a.       Jakarta adalah ibu kota Negara RI (B)
b.       5 + 7 = 15 (S)
v        Kalimat bukan pernyataan adalah kalimat yang belum dapat diketahui nilai benar atau nilai salahnya. Yang termasuk dalam kalimat ini adalah kalimat terbuka, kalimat perintah, kalimat Tanya, dan kalimat harapan.

Contoh:
a.       2x – 5 = 7 (kalimat terbuka)
b.       Hapuslah papan tulis itu ! (kalimat perintah)
c.       Siapa yang tidak masuk hari ini ? (kalimat tanya)
d.      Mudah-mudahan kamu lulus ujian. (kalimat harapan)

Nilai kebenaran suatu pernyatan dapat diketahui dengan dua cara, yaitu ;
a.     Empiris (jika nilai kebenarannya diketahui melalui observasi)
b.    Non empiris (jika nilai kebenarannya diketahui seketika)

Suatu pernyatan lazim dilambangkan dengan huruf kecil, seperti : p, q, r, ….
Misalnya : Rini cantik dilambangkan p dan Rini pandai dilambangkan q maka pernyataan rini cantik dan pandai dilambangkan dengan “ p dan q “.

Dalam logika matematika, kita jumpai beberapa operasi yang memungkinkan kita dapat menggabungkan beberapa macam pernyataan untuk memperleh pernyataan baru yang dinamakan pernyataan majemuk dengan kata : “tidak”, “dan”, “atau”, “jika…maka…” dan seterusnya.


A.    Negasi

Negasi disebut juga ingkaran / penyangkalan. Dari pernyataan tunggal atau majemuk dapat dibuat ingkaran atau negasinya. Negasi suatu pernyataan dapat didefinisikan sebagai berikut : “Jika suatu pernyataan p benar, maka negasinya p salah, sebaliknya jika pernyataan p salah maka negasinya p benar”
Tabel kebenaran untuk Negasi.
p
p
B
S
S
B



Contoh:
Tentukan negasi dari pernyataan di bawah ini !
a.      Papan tulis ini warnanya hitam.
b.      2 x 5 = 10.

Jawab:
a.   Papan tulis ini warnanya bukan hitam.
b.  2 x 5   10



Ingkaran dari Kalimat berkuantor

Kuantor adalah imbuhan di depan suatu kalimat terbuka yang dapat mengubah kalimat terbuka itu menjadi suatu pernyataan.
Ada dua macam kuantor, yaitu :
1) Kuantor Universal (Kuantor Umum)
Lambang : “  ” dibaca “semua” atau “untuk setiap”.
Contoh:
(   x)( x2    0, x    R)
dibaca “untuk setiap x bilangan real berlaku x2    0” dan nilai kebenarannya : B.
2) Kuantor Eksistensial (Kuantor khusus)
Lambang : “  ” dibaca “ada beberapa” atau “beberapa” atau “terdapat”.
Ada beberapa minimalnya 1 (satu). Contoh:
(   x)(x2 + 2x + 2 = 0, x    R)
dibaca “Beberapa x bilangan real berlaku x2 + 2x + 2 = 0” dan nilai kebenarannya : S

Jika x menyatakan orang/benda dan P(x) menyatakan pekerjaan atau sifat orang / benda tersebut, maka berlaku hokum pengingkaran sebagai berikut :

(
x, P(x))
x,
P(x)
(
x, P(x))
x,
P(x)




Contoh:
Tentukan ingkaran dari :

a.      Semua orang di sini sedang belajar.
b.      Ada beberapa orang di sini sedang melamun.

Jawab:
a.      Beberapa orang di sini tidak sedang belajar.
b.      Semua orang di sini tidak sedang melamun.







B  Konjungsi

Dari  pernyataan  p  dan  pernyataan  q,  dapat  dibuat  pernyataan  baru  dengan  cara
menggabungkan
kedua
pernyataan
tersebut    memakai    kata
penghubung    “dan”,
berbentuk “ p dan q”.






p dan q” dilambangkan p ^
q


Definisi:






Jika p dan q kedua-duanya merupakan pernyataan yang benar maka p
q merupakan pernyataan
yang benar, jika tidak demikian maka p
^ q salah.

Tabel kebenaran untuk Konjungsi











p

q
P ^
q



B

B
B





B

S
S





S

B
S





S

S
S

















Contoh:


a) Jakarta ada di pulau Jawa dan 3 + 2 = 5.
(B
B = B)
b) Jakarta ada di pulau Jawa dan 3 + 2 = 6.
(B
S = S)
c) Jakarta ada di pulau Bali dan 3 + 2 = 5.
(S
B = S)
d) Jakarta ada di pulau Bali dan 3 + 2 = 6.
(S
S = S)
Contoh:
Tentukan x agar pernyataan “2x – 5 = 7 dan 13 bilangan prima” bernilai benar !

Jawab:

p: 2x 5 = 7
2x = 7 + 5

2x = 12

x = 6


 q: 13 bilangan prima adalah pernyatan bernilai benar. Agar p q bernilai benar, haruslah p benar dan q benar. q bernilai benar, jadi p juga harus bernilai benar.
Jadi x = 6.

                                                                                                                                                              


C  Disjungsi

Dari pernyataan p dan pernyataan q, dapat dibuat pernyataan baru dengan cara menggabungkan kedua pernyataan tersebut memakai kata penghubung “atau”, berbentuk “ p atau q”.

p atau q” dilambangkan “pq Definisi:
Sebuah pernyataan disjungsi akan bernilai salah jika krdua pernyataan bernilai salah, jika tidak
demikian maka p
q benar.

Tabel kebenaran untuk Disjungsi.







p

q

p v   q

B

B

B

B

S

B

S

B

B

S

S

S
Contoh:


- Jakarta ada di pulau Jawa atau 3 + 2 = 5.
(Bv 
B = B)
Catatan:
Disjungsi ada dua jenis, yaitu :
1)  Disjungsi inklusif yang dilambangkan dengan “   
Disjungsi ini seperti yang telah kita pelajari di atas.
2)  Disjungsi eksklusif yang dilambangkan dengan“    


                                                                                                                                                              



Batasan dari disjungsi eksklusif adalah jika p dan q dua pernyataan maka p q benar jika salah satu benar atau salah satu salah, sebaliknya p q salah jika keduanya benar atau keduanya salah.
Tabel kebenaran untuk Disjungsi eksklusif.

p
q
     p v   q





B
B

S
B
S

B
S
B

B
S
S

S
Contoh:

p : Rini naik sepeda motor. q : Rini naik bus.
p    q ; Rini naik sepeda motor atau naik bus.

Dalam hal tersebut , Rini hanya naik sepeda motor saja atau hanya naik bus saja, tidak mungkin naik sepeda motor dan bus bersama-sama.


D  Implikasi

Implikasi disebut juga Kondisional. Dari dua pernyataan p dan q dapat dibentuk pernyataan baru dengan menggunakan kata penghubung “jika … maka …” atau “jika p maka q

“ jika p maka q” dilambangkan “p
q
p disebut hipotesa / antesenden / sebab, q disebut konklusi / konsekuen / akibat.
Definisi:




Implikasi dari p dan q yang ditulis p
q akan bernilai salah jika p benar dan q salah, jika tidak
demikian p
q bernilai benar.


Tabel kebenaran untuk Implikasi.









p
q
p
q


B
B
B



B
S
S



S
B
B



S
S
B


Contoh:


a) Jika 2 x 5 = 10 maka 10 : 5 = 4.
(B
S = S)
b) Jika 2 x 5 = 20 maka 10 : 5 = 2.
(S
B = B)
c) Jika 2 x 5 = 20 maka 10 : 5 = 4.
(S
S = B)
Contoh:
p                      : Ali rajin belajar.
q                      : Ali naik kelas.

p       q : Jika Ali rajin belajar maka Ali naik kelas.

Contoh:

Tentukan harga x agar implikasi “Jika 2x – 4 = 8 maka 9 bilangan prima” merupakan pernyataan yang bernilai benar !

Jawab:



p
: 2x – 4 = 8 maka x = 6.
(B)
q
: 9 bilangan prima.
(S)
Supaya p
q benar , maka x
6.





E  Biimplikasi

Biimplikasi  disebut  juga  Bikondisional.  Dari  dua  pernyataan  p  dan  q  dapat  dibentuk
pernyataan baru “p jika dan hanya jika q

p jika dan hanya jika q” dilambangkan “p
q
p
q berarti (p
q)   (q
p)






Definisi:

Sebuah biimplikasi bernilai benar jika hipotesa dan konklusi keduanya bernilai sama (benar
semua atau salah semua), jika tidak demikian maka pernyataan  p
q bernilai salah.
Tabel kebenaran untuk Biimplikasi.









p
q
p
q



B
B

B



B
S

S



S
B

S



S
S

B



Contoh:





a) 4 x 5 = 20 jika dan hanya jika 20 : 4 = 5.
(B
B = B)

b) 4 x 5 = 20 jika dan hanya jika 20 : 4 = 8.
(B
S = S)

c) 4 x 5 = 9 jika dan hanya jika 20 : 4 = 5.
(S
B = S)

d) 4 x 5 = 9 jika dan hanya jika 20 : 4 = 8.
(S
  S = B)




Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Popular Posts

 
Support : Arex
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. Primary School Education Web - All Rights Reserved