Pemecahan Masalah matematika
Otak manusia adalah otak
sosial yang membutuhkan konteks sosial agar pembelajaran dapat maksimal. Salah
satu fokusnya adalah memecahkan masalah, ketika masalah dapat di pecahkan maka seseorang
itu akan berhasil. Oleh karena itu seseorang harus dapat memecahkan banyak
masalah agar merasa senang dalam prosesnya untuk mengembangkan kehidupannya.
Begitu juga dalam sekolah, skill untuk memecahkan masalah sangat di tuntut
untuk mengembangkan kemampuan siswa. Dalam prosesnya guru berperan sebagai
penuntun dengan memberikan pengalaman selama bertahun-tahun dalam memecahkan
masalah mengunakan bermacam-macam persoalan dalam situasi yang memungkinkan.
Pemecahan masalah itu
sendiri adalah gap antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau
antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang di harapkan. (wina sanjaya, 2008)
Ketrampilan memecahakan
masalah yang pertama merupakan ketrampilam belajar untuk mengerjakan tugas yaitu
contoh ketrampilan belajar yang diperlukan untuk memecahkan persoalan
matematika seperti persoalan kata-kata atau soal cerita. ketrampilan berpikir,
menunjukan ketrampilan dan proses mental yang terlibat dalam tindakan belajar,
seperti mengingat dan memahami fakta atau gagasan. Dan yang selanjutnya adalah Proses
berfikir, berkaitan dengan penjelasan mengenai apa yang terjadi dalam otak
siswa selama perolehan pengetahuan baru yaitu bagaimana pengetahuan baru
tersebut di peroleh, di atur, disimpan dalam memori, dan di gunakan lebih
lanjut dalam pembelajaran dan pemecahan masalah dalam penggolongan pengetahuan
yaitu pengetahuan tentang sesuatu atau pengetahuan tentang cara melakukan
sesuatu. Pengatahuan dan pengalaman sebelumnya menjadi prosedural dalam
memecahkan masalah (Diane ronis, 2009).
Dalam pemecahan masalah
matematika yang terlibat aktif dalam memecahkan masalah matematika adalah :
-
Keikutsertaan
murid-murid secara aktif dalam mengkontruksi dan mengaplikasikan ide-ide dalam
matematika
-
Pemecahan
masalah sebagai alat dan juga tujuan pengajaran
-
Penggunaan
bermacam-macam bentuk pengajaran ( kelompok kecil, penyelidikan individu ,
pengajaran oleh teman sebaya, diskusi seluruh kelas , pekerjaan proyek) (Diane
ronis, 2009).
Contoh :
Sepuluh
buah mata uang logam seratus rupiah diletakkan di atas meja. Anda diijinkan
untuk mengambil satu atau dua buah mata uang tersebut setiap satu kali
pengambilan. Dengan berapa banyak cara yang berbeda Anda dapat mengambil semua
uang tersebut ?
Jawab :
Bagian
dari penyelesaian sekarang persoalan berhubungan dengan penjelasan situasinya.
Dengan demikian, di sini akan sangat membantu untuk memberikan beberapa contoh
yang dimaksud.
-
Satu
mata uang sekali ambil : 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1
-
Dua
mata uang sekali ambil : 2 + 2 + 2 + 2 + 2
-
Beberapa
cara lain yang mungkin : 1 + 2 + 1 + 2 + 1 + 2 + 1
2 + 2 + 2 + 1 + 2 + 1
1
+ 1 + 2 + 2 + 1 + 1 + 1 + 1
Seharusnya
jelas bagi murid – murid bahwa terdapat lebih banyak cara yang mungkin untuk
pengambilan. Sarankan murid-murid untuk mencapai pendekatan lain dalam
menghitung semua cara yang mungkin kemudia berikan mereka waktu yang
secukupnya, baik secara individu maupun kelompok, untuk mencari jawabannya, dan
jika perlu beri mereka petunjuk. Anngap bahwa kita mencoba menyelesaikan
persoalan yang sama dengan jumlah mata uang yang lebih sedikit, dan menuliskan
jawabannya dalam tabel .
-
Satu
mata uang : satu cara 1
-
Dua
mata uang : dua cara 1 + 1 atau 2
-
Tiga
mata uang : tiga cara 1 + 1 + 1 atau 2
+ 1 atau 1 + 2
Banyak
mata uang
|
Banyak
cara
|
1
|
1
|
2
|
2
|
3
|
3
|
Sampai
di sini murid-murid mungkin tergoda untuk menduga bahwa terdapat 4 cara yang
berbeda untuk mengambil 4 buah mata uang logam seratus rupiah. Akan tetapi dengan
mendaftar semua cara yang mungkin ternyata terdapat lima buah kemungkinan untuk
pengambilan empat mata uang :
-
1
+ 1 + 1 +1
-
2
+ 2
-
2
+ 1 + 1
-
1
+ 2 +1
-
1
+ 1 + 2
Penyelidikan
lebih lanjut akan sampai kepada kesimpulan bahwa banyak cara yang mungkin untuk
pengambilan mata uang membentuk barisan fibonacci , dimana suku berikutnya
merupakan jumlah dari dua suku sebelumnya : 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21,34, 55, 89.
Jadi, untuk sepuluh mata uang logam seratus rupiah terdapat 89 cara yang berbeda untuk mengambil semua
mata uang dengan satu atau dua buah mata
uang sekali ambil (Max A sobel,2004).
Setelah kita mengetahui
contoh pemecahan masalah , selanjutnya kita akan membahasa fungsi dari
pemecahan masalah, kompetensi pemecahan masalah diharapkan siswa mampu membangun
pengetahuan baru tentang matematika, memecahkan permasalahan matematika dalam
konteks lain, menerapkan dan mengadaptasi berbagai macam strategi untuk
memecahkan masalah serta memonitor dan merefleksi proses penyelesaian masalah
matematika. Sedangkan menurut Sawada
(1997) bila open-ended problems
diberikan kepada siswa di sekolah, setidaknya ada 5 fungsi atau keuntungan
yangdiharapkan, antara lain:
1.
Para
siswa terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mereka dapat
mengungkapkan ide-ide mereka secara lebih sering. Para siswa tak hanya pasif
menirukan cara yang dicontohkan oleh guru.
2.
Para
siswa memiliki kesempatan yang lebih dalam menggunakan pengetahuan dan
keterampilan matematika mereka secara menyeluruh. Ya, mereka terlibat lebih
aktif dalam menggunakan potensi pengetahuan dan keterampilan yang sudah
dimiliki sebelumnya
3.
Setiap
siswa dapat menjawab permasalahan dengan caranya sendiri. Ini artinya, setiap
kreatifitas siswa dapat terungkap
4.
Pembelajaran
dengan menggunakan open-ended problems semacam ini memberikan pengalaman nyata
bagi siswa dalam proses bernalar.
5.
Ada
banyak pengalaman-pengalaman (berharga) yang akan didapatkan siswa dalam bentuk
kepuasan dalam proses penemuan jawaban dan juga mendapat pengakuan dari
siswa-siswa lainnya.
Pemecahan masalah
merupakan latihan bagi siswa untuk berhadapan dengan sesuatu yang tidak rutin
dan kemudian mencoba menyelesaikan. Ini adalah salah satu kompetensi yang harus
ditumbuhkan pada diri siswa. Kompetensi sepeti ini ditumbuhkan melalui bentuk
pemecahan masalah.
Tidak hanya untuk siswa,
pemecahan masalah matematika juga diperlukan oleh guru untuk mengembangkan
strategi pemecahan masalah yang dapat diterapkan ketika :
1.
Manakala
guru mengharapkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran,
tetapi menguasai dan memahami secara penuh.
2.
Apabila
guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berfikir rasional siswa.
3.
Manakala
guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat
tantangan intelektual siswa.
4.
Jika
guru menginginka mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam
belajarnya.
5.
Jika
guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan
kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan)
Jika
pemecahan masalah di artikan sebagai cara atau strategi dengan menggunakan
ketrampilan maka setelah mengetahui fungsi kita harus mengetahui
strategi-strategi yang di lakukan dalam pemecahan masalah matematika yaitu
a.
Dengan
cara coba-coba
Beberapa
persoalan paling baik diselesaikan dengan cara sebuah cara coba-coba dengan
disertai proses pemikiran logika. Satu cara yang baik untuk mengawali metode
ini adalah dengan memberikan persoalan
yang merangsa siswa untuk berfikir
b.
Strategi
pemecahan masalah matematika dengan menggunakan alat peraga , model atau sketsa
Beberapa
persoalan matematika baik dipahami siswa dengan menggunakan sketsa, melipat
sepotong kertas, memotong seutas tali atau menggunakan alat-alat peraga
sederhana lainnya yang sesuai dengan materi.
Alat peraga ini dalam proses pembelajarn matematika siswa menjadi nyata
bagi siswa, sehingga memotivasi siswa
untuk membangkitkan minat siswa untuk menyelesaikan persolaan matematika yang
mereka hadapi
c.
Strategi
pemecahan masalah matematika dengan mencari pola
Mencari
pola untuk kemudia membuat generalisasi merupakan strategi masalah yang baik akan dibahas lagi secara rinci
dibab-bab mendatang. Akan tetapi kita perlu mencari persoalan yang sesui
sehingga memunculkan minat murid-murid sekaligus memotivasi mereka untuk menggunakan strategi ini.
d.
Strategi
pemecahan masalah matematika dengan membuat peragaan
Ada
beberapa persoalan matematika dapat diselesaikan dengan strategi memperagakan
situasinya. Pendekatan seperti ini menjadikan murid-murid terlibat secara aktif
dan tidak hanya sebagai penonton yang pasif , serta dapat membantu mereka
melihat dan memahami arti persoalan.
Misalnya saja dalam masalah laba dan rugi setiap penjualan, siswa dapat
mempraktikan sendiri dalam kelas, misalnya ada siswa a,b,c mempraktikan sebagai pedagang, pembeli dan
distributor. A sebagai distributor, b sebagai pedagang dan c sebagai pembeli .
Misalnya
si B menjual sebuah bulpen dengan harga Rp. 2000,-, dari A yaitu sebagai
distributor Si B membeli dengan harga Rp.1700,-. Kemudia pulpen tersebut dibeli
oleh si C yaitu sebagai pembeli, maka keuntungan yang si B dari penjualan bulpen tersebut adalah Rp,300
rupiah.
Dalam
masalah matematika tersebut dengan cara memperagakan secara langsung maka siswa
menjadi lebih paham.
e.
Strategi
pemecahan masalah matematika dengan menggunakan DAFTAR, TABEL atau BAGAN .
Banyak
persoalan matematika yang dapat diselesaikan dengan penggunaan daftar, tabel
dan bagan. Sering murid-murid dapat memotivasi dengan penerapan ini dengan
memilih persoalan yang sesuai dan merangsang imajinasi mereka serta
membangkitkan minat.
Misalnya
ada soal berikut ini:
Ninda
sedang menyelenggarakan sebuah pesta. Pertama kali bel berbunyi , 1 orang tamu
datang, saat bel kedua berbunyi, 3 orang tamu masuk, sesudah itu setiap kali
bel berbunyi secara berurutan sekelompok tamu datang dengan banyak orang setiap
kali bertambah 2 orang dari sekelompok sebelumnya. Berapa banyak tamu yang
datang sampai bunyi bel yang kedua puluh?
Persoalan
tersebut dapat diselesaikan dengan tabel berikut ini:
Urutan Bunyi Bel
|
Banyak Tamu yang Masuk
|
Total Tamu
|
1
|
1
|
1
|
2
|
3
|
4
|
3
|
5
|
9
|
4
|
7
|
16
|
5
|
9
|
25
|
Dengan
segera aka terlihat jelas bahwa total tamu pada setiap tahap kuadrat urutan bunyi bel , yakni setelah bunyi bel
keempat total tamu yang datang adalah:
1 + 3 + 5 + 7 = 16 =
Sesudah
bel kelima total tamu yang masuk adalah
1
+ 3 + 5 + 7 + 9 = 25 =
Dengan
meneruskan polanya kita dapat menyimpulkan bahwa sesudah bel berbunyi ke-20
total tamu yang datang sebanyak
1 + 3 + 5 + 7 + ... + 39 = atau 400
Generalisasi
matematika yang muncul dari aktivitas tersebut adalah banyak jumlah n bilangan
asli ganjil pertama adalah
f.
Pemecahan
masalah matematika dapat diselesaikan dengan merangkum atau membuat catatan
Membuat
catatan yang baik adalah tiga tahapan proses yang melibatkan hal-hal yang
dilakukan sebelum, selama dan sesudah
1.
Siap
mencatat ( sebelum pelajaran )
Sangat
membantu siswa jika mereka memeriksa ulang catatan pelajaran sebelum masuk
kelas. Dengan memeriksa ulang, siswa bisa membangkitkan ingatan mereka tentang
apa yang sudah dibahas kemarin dan lebih siap menerima pelajaran baru yang akan
dimulai.
2.
Mencatat
( selama pelajaran)
Siswa
harus fokus terhadap penjelasan dari guru dan kemudian dari yang mereka tangkap
kemudian mereka membuat catatan sendiri
dengan bahasa yang mudah mereka dengan
cepat misalnya kata persen diganti dengan simbol %
3.
Menyalin
( setelah pelajaran)
Setelah
Siswa fokus terhadap penjelasan dari
guru dan kemudian dari yang mereka tangkap kemudian mereka membuat rangkuman
sendiri dengan bahasa yang mudah mereka pahami sehingga saat belajar siswa
dapat membuka catatannya sendiri dan mudah memahami saat belajar
g.
Pemecahan
masalah matematika dengan pembelajaran kerja sama
Menurut
Marzano et al. (2001) , penelitian tentang pembelajran kerja sama memberikan
sasaran sebagai berikut :
1.
Pengaturan
kelompok berdasarkan kemampuan sebaiknya dilakukan dengan hemat. Akan lebih
baik jika menggunakan beragam kriteria untuk mengelompokan siswa
2.
Kelompok
kerja sama sebaiknya dalam jumlah sedikit dan biasanya informal, formal dan
kelompok dasar
3.
Pembelajaran
kerja sama sebaiknya diterapkan secara konsisten, sistematis, dan
dikombinasikan strategi kelas yang lain.
4.
Pembelajaran
kerja sama memiliki lima elementer mendasar :
a.
Ketergantungan
positif
b.
Interaksi
tatapmuka
c.
Pertanggungjawaban individu
d.
Keterampilan
interpesonal dan dalam kelompok kecil
e.
Pemrosesan
berkelompok
Selain strategi yang telah digariskan Marzano
dan rekan, bab ini membahas secara langsung pengajaran dan penerapan enam strategi
pemecahan masalah :
·
Eksplorasi
masalah
·
Keterampilan
belajar
·
Keterampilan
berfikir
·
Proses
berfikir
·
Teknik
mnemonik (yang berperan sebagai struktur isyarat untuk membantu mengingat
kembali )
·
Strategi
pengaturan.
Implementasi pemecahan masalah
Siswa mempunyai keadaan yang tentu untuk masa yang akan datang
sehingg dengan percaya diri dapat mengembangkan kemampuan tersebut. Untuk
mengembangkan kemampuan di atas, guru memberikan hal berikut :
1.
Ajari
siswa dengan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk berbagai masalah.
2.
Berikan
waktu yang cukup untuk siswa mencoba masalah;
3.
Ajarkan
siswa untuk menyelesaikan masalah dengan cara lain;
4.
Setelah
masalah terselesaikan, ajaklah siswa untuk melihat kembali, melihat kemungkinan
lain, mengatakan dengan bahasa mereka sendiri.
Pemecahan masalah dalam
matematika sudah di terapkan,misalnya saja guru sudah mulai mau memberikan
ide-ide kreatif dalam memecahkan persoalan yang mendasar maupun yang kompleks
dalam pembelajaran matematika, contohnya
dalam pembelajaran nyata guru sudah banyak menggunakan alat peraga yang nyata
sehingga siswa di mudahkan dengan adanya alat perga tersebut tanpa membayangkan
penyelesaian soal yang begitu rumit, dengan alat peraga siswa lebih mampu
menguasai materi yang diajarkan. Adapun ketrampilan yang harus di miliki guru
dalam implementasi pelaksanaan
pembelajaran dalam memecahkan masalah matematika di SD yaitu.
1.
Pelaksanaan pembelajaran
matematika
Ketrampilan
dalam bertanya dalam proses pembelajaran tujuan guru mengajukan pertanyaan
ialah agar siswa belajar, yaitu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan
kemampuan berpikir dalam pemecahan masalah. Setiap pertanyaan, baik berupa
kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respon siswa, sehingga siswa dapat
memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir, di masukkan dalam
golongan pertanyaan dan siswa mampu memecahkan permasalahan yang di berikan
oleh guru. Adapun tujuan yang di capai dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa
adalah
-
Membangkitkan
minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
-
Memusatkan
perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
-
Mendiagosis
kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
-
Mengembangkan
cara belajar siswa aktif.
-
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
-
Mendorong
siswa mengemukakan pandangannya dalam diskusi.
-
Menguji
dan mengukur hasil belajar siswa. Ketrampilan bertanya dapat di tunjukkan
dengan cara bertanya secara lisan atau tulisan.
2. Ketrampilan
menjelaskan
Ketrampilan
dalam menjelaskan di perlukan karena dalam melakukan pembelajaran siswa SD di
tuntut untuk mampu memecahkan masalah dan mencari alternatif untuk mampu
menjawab permasalahan yang di berikan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Adapun tujuan yang ingin dicapai guru dalam memberikan penjelasan di dalam
kelas adalah:
a.
Untuk
membimbing siswa memahami dengan jelas jawaban pertanyaan “mengapa” yang mereka
ajukan ataupun yang di kemukakan oleh guru.
b.
Menolong
siswa mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan perinsip-prinsip umum secara
objegtif dan bernalar untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
c.
Melibatkan
murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan
d.
Untuk
mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk
mengatasi kesalah pengertian mereka.
e.
Menolong
siswa untuk menghayati dan mendapatkan proses.
3. Ketrampilan
memberi penguatan
Penguatan
dalam pembelajaran matematika dapat berupa puas terhadap keberhasilan
menyelesaikan tugas, mendapat nilai baik, pujian atau bentuk-bentuk lainnya.
Namun penguatan ini harus diberikan secara bijaksana sehingga dapat mengendapkan
(terjadi retensi) materi matematika yang di pelajari. Pemberian penguatan harus sesuai dengan
situasinya misalkan untuk memecahkan masalah guru harus mampu memberikan
pembenaran kepada peserta didik sehingga mereka dapat mengetahui manakah yang
benar dan mana yang salah kemudin guru harus mampu memberikan penguatan secara
baik, dan bijaksana. Kalu pengajar kurang bijaksan dalam memberikan penguatan
maka akan dapat terjadi hal-hal yang tidak di kehendaki. Dalam memberikan penguatan hal-hal yang perlu
di perhatikan menurut Hudojo (1990) adalah sebagai berikut :
a.
Pada
saat-saat permulaan belajar, semua penampilan yang di kehendaki harus di
kuatkan, kalau tidak mendapat penguatan ada kemungkinan minat menurun.
b.
Penguatan
harus mengiringi dengan segera tingkah laku yang di kehendaki sebab kalau
tidak, di kuatirkan peserta didik enggan bertingkah laku seperti yang di
kehendaki.
c.
Penguatan
harus jelas dikaitkan dengan tingkah laku yang di kehendaki.
d.
Umpan
balik merupakan variabel yang sangat penting di dalam belajar ketrampilan.
e.
Umpan
balik merupakan variabel yang sangat penting di dalam belajar ketrampilan.
Selanjutnya Hudojo (1990) mengemukakan petunjuk bagaiman penguatan ini di gunakan di
dalam pembelajaran matematika
a.
Berusaha
memberikan penguatan selama kegiatan mengajar belajar matematika berlangsung.
b.
Berikan
penguatan yang berkaitan dengan respon yang di kehendaki.
c.
Jangan
memberikan penguatan kepada respon-respon yang tidak di kehendaki.
d.
Berikan
umpan balik dengan cara memberikan jawaban kepada peserta didik.
e.
Berusaha
agar peserta didik merasa bangga terhadap hasil kerjanya.
4. Ketrampilan
mengelola kelas
Ketrampilan
untuk mengelola kelas adalah untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik
seperti yang di inginkan pengajar meniadakan tindakan yang tidak di inginkan
pengajar. Langkah-langkah pengajar dalam
menyelesaikan masalah pengelolaan kelas di atur sebagai beikut.
a.
Mengidentifikasi
secara tepat jenis masalah pengelolaan kelas, apakah bersifat perorangan
ataukah kelompok.
b.
Mencari
pendekatan mana saja yang sesuai untuk jenis masalah tertentu.
c.
Menetapkan
pendekatan yang diduga paling tepat untuk menyelesaikan masalah yang dimaksud. (wahyudi,
2013).
Daftar pustaka
Hudojo herman, 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negri Malang
Ronis Diane, 2009. Pengajaran Matematika sesuai Cara Kerja Otak.
Jakarta, PT Macana jaya Cemerlang
Sobel A. Max dkk. 2004.Mengajar Matematika. Jakarta, Erlangga
Wahyudi.2013. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Salatiga, Widya Sari Press
Wahyudi dan Budiono Inawati,2012.
Pemecahan masalah matematika.
Salatiga, Widya Sari Press
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !