PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
1. Apa
itu pemecahan masalah matematika ?
2. Apakah
fungsi dari pemecahan masalah matematika?
3. Adakah
strategi yang digunakan dalam pemecahan matematika?
4. Bagaimana
penerapan masalah pemecahan matematika di sekolah dasar?
Bila ditanya
mengenai definisi dari pemecahan masalah matematika, di sini pemecahan masalah
matematika itu tidak hanya sebuah
formula yang dapat digunakan untuk memastikan keberhasilan dalam pemecahan
masalah . oleh karena itu seseorang perlu memecahkan banyak masalah agar merasa
senang terhadap prosesnya, dan guru dapat berperan sebagai penuntun dengan
memberikan pengalamannya selama bertahun-tahun dalam pemecahan masalah
matematika. Rekomendasi dari NCTM dan kelompok-kelompok lain adalah menggunakan
bermacam-macam persoalan dari situasi yang memungkinkan terjadinya diskusi
serta eksperimen oleh murid-murid sehingga dengan cara tersebut siswa dapat
terbiasa untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi khususnya dalam
matematika.
Dalam pemecahan masalah matematika
yang terlibat aktif dalam memecahkan masalah matematika adalah :
-
Keikutsertaan murid-murid atau siswa secara
aktif dalam mengkontruksi dan mengaplikasikan ide-ide dalam matematika
-
Pemecahan masalah sebagai alat dan juga
tujuan pengajaran
-
Penggunaan bermacam-macam bentuk
pengajaran ( kelompok kecil, penyelidikan individu , pengajaran oleh teman
sebaya, diskusi seluruh kelas , pekerjaan proyek).
Contoh
:
Sepuluh
buah mata uang logam seratus rupiah diletakkan di atas meja. Anda diijinkan untuk
mengambil satu atau dua buah mata uang tersebut setiap satu kali pengambilan.
Dengan berapa banyak cara yang berbeda Anda dapat mengambil semua uang tersebut
?
Jawab
:
Bagian
dari penyelesaian sekarang persoalan berhubungan dengan penjelasan situasinya.
Dengan demikian, di sini akan sangat membantu untuk memberikan beberapa contoh
yang dimaksud.
-
Satu mata uang sekali ambil : 1 + 1 + 1
+ 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1
-
Dua mata uang sekali ambil : 2 + 2 + 2 +
2 + 2
-
Beberapa cara lain yang mungkin : 1 +
2 + 1 + 2 + 1 + 2 + 1
2 + 2 + 2 + 1 + 2 + 1
1 + 1 + 2 + 2 + 1 + 1 +
1 + 1
Seharusnya jelas bagi murid – murid
bahwa terdapat lebih banyak cara yang mungkin untuk pengambilan. Sarankan
murid-murid untuk mencapai pendekatan lain dalam menghitung semua cara yang
mungkin kemudia berikan mereka waktu yang secukupnya, baik secara individu
maupun kelompok, untuk mencari jawabannya, dan jika perlu beri mereka petunjuk.
Anngap bahwa kita mencoba menyelesaikan persoalan yang sama dengan jumlah mata
uang yang lebih sedikit, dan menuliskan jawabannya dalam tabel .
-
Satu mata uang : satu cara 1
-
Dua mata uang : dua cara 1 + 1 atau 2
Banyak
mata uang
|
Banyak
cara
|
1
|
1
|
2
|
2
|
3
|
3
|
Sampai
di sini murid-murid mungkin tergoda untuk menduga bahwa terdapat 4 cara yang
berbeda untuk mengambil 4 buah mata uang logam seratus rupiah. Akan tetapi
dengan mendaftar semua cara yang mungkin ternyata terdapat lima buah
kemungkinan untuk pengambilan empat mata uang :
-
1 + 1 + 1 +1
-
2 + 2
-
2 + 1 + 1
-
1 + 2 +1
-
1 + 1 + 2
Penyelidikan
lebih lanjut akan sampai kepada kesimpulan bahwa banyak cara yang mungkin untuk
pengambilan mata uang membentuk barisan fibonacci , dimana suku berikutnya
merupakan jumlah dari dua suku sebelumnya : 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21,34, 55, 89.
Jadi, untuk sepuluh mata uang logam seratus rupiah terdapat 89 cara yang berbeda untuk mengambil semua
mata uang dengan satu atau dua buah mata
uang sekali ambil.
Pembicaraan
sebagian kecil dari salah satu kompetensi kurikulum matematika, yaitu
kompetensi pemecahan masalah diharapkan siswa mampu membangun pengetahuan baru
tentang matematika, memecahkan permasalahan matematika dalam konteks lain,
menerapkan dan mengadaptasi berbagai macam strategi untuk memecahkan masalah
serta memonitor dan merefleksi proses penyelesaian masalah matematika.
Sedangkan menurut Sawada (1997) bila open-ended problems diberikan kepada siswa
di sekolah, setidaknya ada 5 fungsi atau keuntungan yangdiharapkan, antara
lain:
1. Para
siswa terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mereka dapat
mengungkapkan ide-ide mereka secara lebih sering. Para siswa tak hanya pasif
menirukan cara yang dicontohkan oleh guru.
2. Para
siswa memiliki kesempatan yang lebih dalam menggunakan pengetahuan dan
keterampilan matematika mereka secara menyeluruh. Ya, mereka terlibat lebih
aktif dalam menggunakan potensi pengetahuan dan keterampilan yang sudah
dimiliki sebelumnya
3. Setiap
siswa dapat menjawab permasalahan dengan caranya sendiri. Ini artinya, setiap
kreatifitas siswa dapat terungkap
4. Pembelajaran
dengan menggunakan open-ended problems semacam ini memberikan pengalaman nyata
bagi siswa dalam proses bernalar.
5. Ada
banyak pengalaman-pengalaman (berharga) yang akan didapatkan siswa dalam bentuk
kepuasan dalam proses penemuan jawaban dan juga mendapat pengakuan dari
siswa-siswa lainnya.
Pemecahan
masalah merupakan latihan bagi siswa untuk berhadapan dengan sesuatu yang tidak
rutin dan kemudian mencoba menyelesaikan. Ini adalah salah satu kompetensi yang
harus ditumbuhkan pada diri siswa. Kompetensi sepeti ini ditumbuhkan melalui
bentuk pemecahan masalah.
Tidak
hanya untuk siswa, pemecahan masalah matematika juga diperlukan oleh guru untuk
mengembangkan strategi pemecahan masalah yang dapat diterapkan ketika :
1. Manakala
guru mengharapkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi
pelajaran, tetapi menguasai dan memahami secara penuh.
2. Apabila
guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berfikir rasional siswa.
3. Manakala
guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat
tantangan intelektual siswa.
4. Jika
guru menginginka mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam
belajarnya.
5. Jika
guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan
kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan)
Disini
ada beberapa Strategi dalam pemecahan masalah matematika yaitu dengan cara sebagai berikut ini:
a. Dengan
cara coba-coba
Beberapa persoalan
paling baik diselesaikan dengan cara sebuah cara coba-coba dengan disertai
proses pemikiran logika. Satu cara yang baik untuk mengawali metode ini adalah
dengan memberikan persoalan yang
merangsa siswa untuk berfikir
b. Strategi
pemecahan masalah matematika dengan menggunakan alat peraga , model atau sketsa
Beberapa persoalan
matematika baik dipahami siswa dengan menggunakan sketsa, melipat sepotong
kertas, memotong seutas tali atau menggunakan alat-alat peraga sederhana
lainnya yang sesuai dengan materi. Alat
peraga ini dalam proses pembelajarn matematika siswa menjadi nyata bagi siswa,
sehingga memotivasi siswa untuk
membangkitkan minat siswa untuk menyelesaikan persolaan matematika yang mereka
hadapi
c. Strategi
pemecahan masalah matematika dengan mencari pola
Mencari pola untuk
kemudia membuat generalisasi merupakan strategi masalah yang baik akan dibahas lagi secara rinci
dibab-bab mendatang. Akan tetapi kita perlu mencari persoalan yang sesui
sehingga memunculkan minat murid-murid sekaligus memotivasi mereka untuk menggunakan strategi ini.
d. Strategi
pemecahan masalah matematika dengan membuat peragaan
Ada beberapa persoalan
matematika dapat diselesaikan dengan strategi memperagakan situasinya.
Pendekatan seperti ini menjadikan murid-murid terlibat secara aktif dan tidak
hanya sebagai penonton yang pasif , serta dapat membantu mereka melihat dan
memahami arti persoalan. Misalnya saja
dalam masalah laba dan rugi setiap penjualan, siswa dapat mempraktikan sendiri
dalam kelas, misalnya ada siswa a,b,c
mempraktikan sebagai pedagang, pembeli dan distributor. A sebagai
distributor, b sebagai pedagang dan c sebagai pembeli .
Misalnya si B menjual
sebuah bulpen dengan harga Rp. 2000,-, dari A yaitu sebagai distributor Si B
membeli dengan harga Rp.1700,-. Kemudia pulpen tersebut dibeli oleh si C yaitu
sebagai pembeli, maka keuntungan yang si B
dari penjualan bulpen tersebut adalah Rp,300 rupiah.
Dalam masalah
matematika tersebut dengan cara memperagakan secara langsung maka siswa menjadi
lebih paham.
e. Strategi
pemecahan masalah matematika dengan menggunakan DAFTAR, TABEL atau BAGAN .
Banyak persoalan
matematika yang dapat diselesaikan dengan penggunaan daftar, tabel dan bagan.
Sering murid-murid dapat memotivasi dengan penerapan ini dengan memilih
persoalan yang sesuai dan merangsang imajinasi mereka serta membangkitkan
minat.
Misalnya ada soal
berikut ini:
Ninda sedang
menyelenggarakan sebuah pesta. Pertama kali bel berbunyi , 1 orang tamu datang,
saat bel kedua berbunyi, 3 orang tamu masuk, sesudah itu setiap kali bel
berbunyi secara berurutan sekelompok tamu datang dengan banyak orang setiap
kali bertambah 2 orang dari sekelompok sebelumnya. Berapa banyak tamu yang
datang sampai bunyi bel yang kedua puluh?
Persoalan tersebut
dapat diselesaikan dengan tabel berikut ini:
Urutan
Bunyi Bel
|
Banyak
Tamu yang Masuk
|
Total
Tamu
|
1
|
1
|
1
|
2
|
3
|
4
|
3
|
5
|
9
|
4
|
7
|
16
|
5
|
9
|
25
|
Dengan segera aka
terlihat jelas bahwa total tamu pada setiap tahap kuadrat urutan bunyi bel , yakni setelah bunyi bel
keempat total tamu yang datang adalah:
1 + 3 + 5 + 7
= 16 =
Sesudah bel kelima
total tamu yang masuk adalah
1
+ 3 + 5 + 7 + 9 = 25 =
Dengan meneruskan
polanya kita dapat menyimpulkan bahwa sesudah bel berbunyi ke-20 total tamu
yang datang sebanyak
1 + 3 + 5 + 7 + ... + 39 = atau 400
Generalisasi matematika
yang muncul dari aktivitas tersebut adalah banyak jumlah n bilangan asli ganjil
pertama adalah
f. Pemecahan
masalah matematika dapat diselesaikan dengan merangkum atau membuat catatan
Membuat catatan yang
baik adalah tiga tahapan proses yang melibatkan hal-hal yang dilakukan sebelum,
selama dan sesudah
1. Siap
mencatat ( sebelum pelajaran )
Sangat membantu siswa
jika mereka memeriksa ulang catatan pelajaran sebelum masuk kelas. Dengan
memeriksa ulang, siswa bisa membangkitkan ingatan mereka tentang apa yang sudah
dibahas kemarin dan lebih siap menerima pelajaran baru yang akan dimulai.
2. Mencatat
( selama pelajaran)
Siswa harus fokus
terhadap penjelasan dari guru dan kemudian dari yang mereka tangkap kemudian
mereka membuat catatan sendiri dengan
bahasa yang mudah mereka dengan cepat
misalnya kata persen diganti dengan simbol %
3. Menyalin
( setelah pelajaran)
Setelah Siswa fokus terhadap penjelasan dari guru dan
kemudian dari yang mereka tangkap kemudian mereka membuat rangkuman sendiri
dengan bahasa yang mudah mereka pahami sehingga saat belajar siswa dapat
membuka catatannya sendiri dan mudah memahami saat belajar
g. Pemecahan
masalah matematika dengan pembelajaran kerja sama
Menurut Marzano et al.
(2001) , penelitian tentang pembelajran kerja sama memberikan sasaran sebagai
berikut :
1. Pengaturan
kelompok berdasarkan kemampuan sebaiknya dilakukan dengan hemat. Akan lebih
baik jika menggunakan beragam kriteria untuk mengelompokan siswa
2. Kelompok
kerja sama sebaiknya dalam jumlah sedikit dan biasanya informal, formal dan
kelompok dasar
3. Pembelajaran
kerja sama sebaiknya diterapkan secara konsisten, sistematis, dan
dikombinasikan strategi kelas yang lain.
4. Pembelajaran
kerja sama memiliki lima elementer mendasar :
a. Ketergantungan
positif
b. Interaksi
tatapmuka
c. Pertanggungjawaban individu
d. Keterampilan
interpesonal dan dalam kelompok kecil
e. Pemrosesan
berkelompok
Selain strategi yang telah digariskan Marzano
dan rekan, bab ini membahas secara langsung pengajaran dan penerapan enam
strategi pemecahan masalah :
a. Eksplorasi
masalah
b. Keterampilan
belajar
c. Keterampilan
berfikir
d. Proses
berfikir
e. Teknik
mnemonik (yang berperan sebagai struktur isyarat untuk membantu mengingat
kembali )
f. Strategi
pengaturan
Nah,
kemudian untuk penerapan pemecahan masalah matematika disekolah dasar sudah
banyak dilakukan oleh guru terhadap peserta didiknya, misalnya saja saat guru
menerangkan sebuah materi matematika tentang penjumlahan dan pengurangan, pada
proses penyelesaiannya guru memberi gambar-gambar konkrit atau contoh-contoh
kejadian yang nyata dalam kehidupan mereka sehari-hari tentang adanya
penjumlahan dan pengurangan, sehingga siswa bukan hanya membayangkan tetapi
juga memahaminya dengan adanya bantuan gambar-gambar tersebut, bukan hanya itu
penerapan di sekolah dasar juga guru membentuk adanya sebuah kelompok-kelompok
kecil atau dalam bentuk bekerja di dalam kelompok untuk menyelesaikan sebuah
masalah dalam matematika, sehingga dalam kelompok masing-masing individu
mengeluarkan pendapatnya dalam kelompok tersebut sehingga terjadi pencapaian
tujuan atau hasil kesimpulan dan akan terselesaikannya masalah yang dihadapi.
Dalam penerapan masalah matematika guru juga memberi tugas siswa dengan cara
mentatat hal-hal yang menurut mereka penting dalam buku catatan masing-masing
siswa, hal ini berguna agar di rumah mereka bisa mempelajari kembali apa yang
telah mereka pelajari disekolah dengan cara membaca catatan mereka dirumah
sehingga dalam proses belajar siswa benar-benar mampu memahami dan saat mengerjakan
tes ulangan siswa mampu mencapai nilai yang memuaskan serta akan tercipta
generasi yang kritis dan kreatif serta akan tercapai tujuan pendidikan nasional
di Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Max
A. Sobel dan Evan M. Maletsky, Mengajar
Matematika. Jakarta: Erlangga.
Wahyudi
dan Inawati Budiono. 2012. Pemecahan
Masalah Matematika. Salatiga: Widya
Sari Press.
Ronis,
Diane. 2009. Pengajaran Matematika Sesuai
Dengan Cara Kerja Otak. Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !